INGGRIS, Tugujatim.id – Jumlah populasi harimau yang kita tahu dalam satu dekade lalu mengalami kemerosotan dan hampir punah. Kehidupan mereka di alam liar amat mencemaskan, menyedihkan, bahkan bikin merinding akibat perburuan liar yang merajalela, itu pun hingga berjalan puluhan tahun lamanya.
Namun, artikel yang ditulis BBC News awal tahun 2021 mengatakan ada kabar positif pada dua tahun belakangan, tahun 2019 dan 2020, jumlah populasi harimau tampak mengalami peningkatan di belahan dunia. Termasuk dalam jumlah kelahiran tiap tahun juga meningkat.
Data populasi baru itu disampaikan oleh Yayasan Margasatwa World Wide Fund for Nature (WWF). Itu adalah organisasi yang berkomitmen untuk meninjau, meneliti, mengikuti, dan memublikasikan data-data mengenai lingkungan, satwa, dan alam liar di belahan dunia.
Selain itu, para ahli menganggap situasi ini merupakan tolak balik yang luar biasa setelah isu-isu kepunahan harimau yang membanjiri media dalam satu dekade belakangan. Pada 2010, ada 3.200 saja harimau liar yang ada di dunia. Kini perhitungan harimau di lima negara seperti Nepal, India, China, Rusia, dan Bhutan memiliki harapan yang cerah.
Dari data yang dikumpulkan Tugu Jatim melalui BBC News, di India saja memiliki jumlah harimau yang mendominasi dunia, sebanyak 2.600 dan 3.350 ekor. Bila dihitung jumlah itu masuk dalam tiga perempat populasi harimau di dunia.
Bukti berikutnya, di wilayah sekitar Nepal. Data jumlah populasi harimau pada 2009 hanya 121 ekor. Namun, dalam 10 tahun belakangan jumlah itu meningkat menjadi 235 ekor yang hidup di sekitar Nepal. Kabar yang menggembirakan.
Data yang sama juga dari Rusia, Bhutan, dan China, harimau mengalami peningkatan jumlah populasi dalam 10 tahun terakhir. Jadi, itu menandakan upaya konservasi, pelestarian, dan perlindungan sedang berjalan di belahan dunia.
Harimau Amur dari Rusia mengalami peningkatan populasi 15 persen dalam kurun waktu satu dekade terakhir. Pada 2021 ini, jumlah Harimau Amur yang dijaga oleh Rusia sebanyak 540 ekor.
Manager Regional WWF Inggris Becci ikut memberi tanggapan mengenai fenomena peningkatan populasi harimau di belahan dunia per tahun 2021 ini. Dia mengatakan bahwa ini kabar baik, tapi perlu waspada dan menjaga agar tidak terjadi kemerosotan populasi lagi.
“Alasan merosotnya populasi harimau dalam 100 tahun terakhir ialah perbedaan penggunaan lahan. Populasi satwa liar bisa terancam, bila perburuan terhadap harimau terus meningkat,” tegasnya dalam BBC News.
Analisis terbaru, ada sekitar 12,3 juta perburuan liar yang masih aktif di wilayah Asia Tenggara yang berpotensi mengancam hajat hidup satwa liar yang dilindungi.
Untuk mengantisipasinya, Becci menyampaikan, perlunya mengingatkan keluarga dan orang terdekat kita agar tidak menggunakan bahan, perabot, pakaian, dan atribut yang memakai bahan dasar dari satwa-satwa yang dilindungi.
“Kita perlu mengingatkan keluarga, kerabat, dan orang terdekat bahwa bila membeli produk tertentu, pastikan bukan berasal dari satwa yang dilindungi. Ketika lihat labelnya, kita harus tahu sumber daya apa yang dia pakai untuk memproduksi,” ujarnya. (Rangga Aji/ln)