Tugujatim.id – Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, ada 23.397 anak jalanan di Indonesia. Terdiri dari 13.191 anak laki-laki dan 10.206 anak perempuan. Kehidupan di jalanan membuat anak-anak berisiko mengalami eksploitasi, kekerasan, dan keterpinggiran sosial.
Mereka terpaksa terlibat dalam profesi sebagai pengemis, pengamen, atau pemulung. Kondisi ini menyebabkan anak jalanan kesulitan mengembangkan keterampilan vokasional.
Melihat permasalahan tersebut, tim program kreativitas mahasiswa bidang pengabdian masyarakat (PKM-PM) IPB University bersama Yayasan Rumah Kreatif Keboen Sastra Bogor membuat program “Visionary”.
Tim PKM-PM Visionary IPB beranggotakan Aida Zaskia Febrianty sebagai ketua tim, Muhamad Rifqi Al-wafi, Supi Ulil Absor dan Siti Nurlani sebagai anggota, serta didampingi oleh Dr. Puji Rianti, S.Si., M.Si.
Adapun tujuan dari program Tim PKM-PM ini adalah untuk meningkatkan potensi keterampilan anak jalanan guna menciptakan sumber daya manusia dengan keterampilan unggul.
“Visionary sesuai dengan artinya, yaitu orang yang memiliki pandangan wawasan ke masa depan. Kami berharap bisa memberikan energi positif bagi anak-anak jalanan agar mereka memiliki visi serta mampu merancang langkah-langkah yang baik untuk mimpi mereka di masa depan,” jelas Aida Zaskia Febrianty.
Faktor-faktor seperti kemiskinan, disintegrasi keluarga, dan kurangnya dukungan sosial menyebabkan anak jalanan kehilangan akses terhadap kesempatan hidup yang adil dan layak. Namun, mereka memiliki potensi besar yang belum dimanfaatkan sepenuhnya.
Dengan pendekatan yang tepat, anak jalanan dapat mengembangkan keterampilan dan bakat mereka untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.
Program Visionary menggunakan strategi KUPAR (to Know, to Understand, to Plan, to Action, dan to Reflection) dalam meningkatkan keterampilan vokasional anak jalanan. Dimulai dari program “Skill Boost” untuk mengenali dan memahami keterampilan yang dimiliki.
Selanjutnya, anak-anak diajak membuat perencanaan pengembangan keterampilan dan mempraktikkannya dalam program “Reka Rupa”, seperti membuat gantungan kunci, resin art, buket, dan eco printing.
Program penguatan vokasional ini dihadiri oleh 20 orang anak jalanan dengan berbagai usia. Mulai dari usia 12 tahun hingga 18 tahun. Mereka mengikuti setiap tahap kegiatan dengan semangat yang tinggi dan keinginan untuk belajar serta mengembangkan potensi diri.
Program pendidikan anak jalanan ini tidak hanya fokus pada pengembangan keterampilan, tetapi juga menanamkan pendidikan karakter seperti kerja sama, kepemimpinan, kesabaran, dan ketelitian.
Selain itu, tim juga memberikan pengetahuan kewirausahaan untuk meningkatkan jiwa wirausaha anak jalanan. Sebagai penutup, akan diadakan pameran hasil karya anak jalanan sebagai bentuk apresiasi dan refleksi diri.
“Saya merasa bangga dan bersyukur dengan adanya program ini yang memiliki tujuan mulia untuk membantu meningkatkan kemampuan anak-anak. Karena ilmu itu penting untuk ditanamkan sejak dini,” ujar Heri Syahnilla Putra Siregar, pemilik Yayasan Keboen Sastra.
Program Visionary merupakan langkah positif dalam upaya meningkatkan potensi anak jalanan. Dengan keterampilan dan karakter yang dimiliki, mereka dapat membangun masa depan yang lebih cerah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Writer: Aida Zaskia Febrianty dan Siti Nurlani
Editor: Imam Abu Hanifah