TUBAN, Tugujatim.id – Molornya pengerjaan proyek pemerintah 2022, membuat geram kepala Dinas PUPR dan PRKP Kabupaten Tuban Agung Supriyadi. Pihaknya menilai, rekanan yang mengerjakan proyek Pemkab Tuban dianggap kurang profesional atau kurang siap.
“Kalau soal pendanaan itu internal mereka (pemborong yang mengerjakan, red). Kenyataannya, di lapangan kurang profesional dan kurang siap itu aja,” ucap Agung, sapaan akrabnya, usai menemui para pendemo dari MPC Pemuda Pancasila Tuban di depan kantor pemkab pada Selasa (10/01/2023).
Agung mengatakan, proyek Pemkab Tuban yang masih molor dari pengerjaan, hampir sebagian pemenang tendernya dari luar Tuban. Terlihat dari beberapa proyek yang ada, seperti rekanan CV Karya Nabila Teknik asal Surabaya yang mengerjakan rest area tahap satu, sedangkan untuk tahap kedua dimenangkan CV Purnama yang juga berasal dari Kota Pahlawan.
Untuk proyek revitalisasi dan penataan bangunan Gedung Olahraga (GOR) Rangga Jaya Anoraga, pemenangnya CV Bram Kontruksi dari Surabaya serta CV Bhaskara Djaya asal Surabaya mengerjakan proyek penataan bangunan dan lingkungan Alun-Alun Tuban.
Agung menyebutkankan progres proyek dari ketiga lokasi itu tersebut. Untuk rest area baru 50 persen, sedangkan GOR sekitar 70-80 persen. Sementara Alun-Alun Tuban sudah masuk tahap finishing, diperkirakan minggu depan sudah selesai.
“Lelang dibuka untuk umum. Seluruh Indonesia boleh mengikutinya. Kami tidak bisa menghalang-halangi karena sudah diatur dalam regulasi,” terangnya.
Sesuai kontrak yang ada, kalau dalam masa perpanjangan lima puluh hari tidak bisa diselesaikan maka harus diputus kontrak, termasuk harus bayar denda dan jaminan pelaksana ditarik dan harus disetorkan ke kas negara. Kemudian yang akan melanjutkan yakni penawar kedua maupun ketiga, itu pun jika mereka sanggup dengan waktu yang telah ditentukan.
“Jika tidak bersedia, kami anggarkan lagi di tahun berikutnya,” ujarnya.
Sementara itu, salah satu pegawai dari CV Purnomo pemenang tender tahap kedua rest area, Purwo mengatakan, pihaknya belum bisa berbuat banyak dalam proyek tersebut. Sebab, pengerjaannya berkesinambungan dengan proyek tahap satu. Sedangkan untuk tahap pertama baru akhir Desember 2022 tahap pengecoran.
“Kalau untuk saya kerjakan full di lantai dua. Sebenarnya pekerjaan ada, tapi kalau untuk progres tidak mendongkrak,” terangnya.
Selain itu, ada kendala lain yang dialami adanya miskomunikasi, seperti beberapa pekerjaan yang tidak diperhitungkan dari awal. Dan dokumen perubahan sudah dikirim ke konsultan dan menunggu hasilnya.
“Mungkin masih sibuk dari konsultan. Mungkin minggu ini dikirim ke kami,” terangnya.