SURABAYA, Tugujatim.id – Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya mengadakan wisuda ke-122 secara daring. Untag meluluskan 599 wisudawan yang terdiri dari 422 wisudawan Strata-1 (S-1) dari 16 program studi, 128 wisudawan Strata-2 (S-2) dari 6 program studi, dan 49 wisudawan Strata-3 (S-3) dari 3 program studi.
Rektor Untag Surabaya Dr Mulyanto Nugroho MM CMA CPA menyampaikan bahwa kualitas wisudawan Untag Surabaya ke-122 yang digelar secara daring ini tidak kalah dengan kualitas wisudawan yang digelar secara luring seperti sebelumnya.
“Bahwa wisuda hari ini (27/03/2021) sebagai acara kedua dari wisuda daring. Kualitas wisudawan yang daring ini tentunya kami tidak mau kalau akhirnya kualitasnya lebih rendah dibanding wisudawan yang luring,” terang Dr Mulyanto pada Tugu Jatim Sabtu (27/03/2021).
Dr Mulyanto juga telah menyampaikan bahwa seluruh wisudawan Untag Surabaya dibekali dengan berbagai keterampilan untuk melamar pekerjaan secara online, menghadapi pandemi Covid-19, dan menegaskan bahwa kualitas wisudawan Untag Surabaya lebih siap serta lebih baik di dunia kerja.
“Kami memang sudah membekali mahasiswa bagaimana dia melamar pekerjaan secara online, bagaimana melewati pandemi ini secara online, dan insya Allah kalau ada jiwa patriot pada lulusan kami, tentunya sudah siap dan lebih baik,” lanjutnya.

Untuk kuantitas wisudawan Untag Surabaya ke-122, Dr Mulyanto menjawab ada 599 orang yang diwisuda secara daring dari jumlah normal 900-1.000 orang tatkala melakukan wisuda luring. Bahkan, kemungkinan September 2021 akan mewisuda 2.000 mahasiswa.
“Wisudawan ada 599 orang, memang jumlahnya lebih kecil dibanding tahun yang lalu. Kami biasanya kalau periode seperti ini hampir 900-1.000 orangan. Kalau hari ini ada 599 orang saja,” jelasnya.
“Terus terang saja, mahasiswa itu masih menghendaki wisuda secara luring. Saya yakin pada September 2021, mungkin ada sekitar 2.000 mahasiswa yang wisuda, menumpuk di sana nanti,” sahutnya.
Banyak mahasiswa yang ingin mengikuti wisuda luring, Dr Mulyanto menjelaskan, hal itu karena berbagai atribut dan variabel seperti kesakralan dan rindu dengan aroma kampus Untag Surabaya.
“Karena memang mereka ingin melihat kampus hingga ingin melihat kesakralannya sehingga masih memilih wisuda secara luring,” bebernya.
Kalau secara online, Dr Mulyanto melanjutkan, terus terang saja Untag Surabaya sudah belajar sejak September 2020. Yang lalu memindahkan tali toga dilakukan oleh orang tua secara langsung, tapi saat secara online ada kendala jaringan.
“Tapi, secara keseluruhan semua berjalan secara khidmat dan lancar, alhamdulillah. Tahun ini lebih baik dari tahun lalu karena pengalaman belajar. Kami ada S-1, S-2 dan S-3 yang wisuda, hampir dari Sabang sampai Merauke ada semua,” ujarnya. (Rangga Aji/ln)