KEDIRI, Tugujatim.id – Menteri Koordinator (Menko) Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengunjungi Pondok Pesantren (Ponpes) Lirboyo, Kota Kediri, Senin (26/4/2021). Ia datang ke Ponpes Lirboyo setelah melakukan pengecekan proyek Bandara Kediri.
Kunjungan Menko Luhut pada Magrib itu bersifat tertutup. Selama 1 jam, Luhut menemui para Kiai sepuh di Ponpes Lirboyo. Namun, ketika ditanya tentang polemik mudik, Luhut tidak menjawab dan langsung masuk ke mobil dinasnya.
“Secara keseluruhan pembangunan bagus, soal lahan yang masih kurang sudah beres dan hingga saat ini bangunan sudah 51 persen,” jelas Luhut kepada awak media.
Secara singkat, ia hanya menjawab pertanyaan wartawan mengenai Bandara Kediri. Akan tetapi, Luhut enggan menjawab pertanyaan mengenai polemik kamus sejarah dan mudik santri.
Sementara itu, Kiai Anwar Iskandar menerangkan kedatangan Luhut mengklarifikasi tentang tidak adanya nama pendiri Nahdlatul Ulama dalam kamus sejarah yang disusun Kemendikbud.
Menurutnya ada tiga hal yang menjadi keprihatinan Ponpes Lirboyo. Yakni, tentang kurikulum pancasila, frasa agama, dan KH Hasyim Asy’ari.
“Ada beberapa hal yang menjadi keprihatinan, pertama pancasila tidak menjadi menjadi kurikulum, kedua frasa agama diganti dengan pelajaran budi pekerti ketiga nama mbah hasyim. Ini menjadi keprihatinan. Ternyata semuanya masih konsep,” terang Kiai Anwar Iskandar.
Tak hanya itu, Kiai Anwar Iskandar yang lebih dikenal dengan Gus War menjelaskan bila Luhut responsif mendengarkan keprihatinan para Kiai sepuh Lirboyo.
“Ya beliau responsif langsung ditanggapi, untuk ke depan ya monggo mau diperbaiki bagaimana biar pemerintah saja, ” ungkapnya.
Tak hanya itu, KH Oing Abdul Mu’id menjelaskan kedatangan untuk tabayun. Karena perjuangan KH Hasyim Asy’ari sudah diakui dunia dalam perjuangan kemerdekaan dan kehidupan masyarakat.
“Ya tadi sudah tabayun. Ya harapannya kita nggak boleh menafikan peran mbah Hasyim di Indonesia,” pungkas Gus Mu’id.