SURABAYA, Tugujatim.id – Semangat Natal 2023 mulai ditunjukkan melalui berbagai ornamen. Salah satunya pohon natal yang selalu hadir menghiasi berbagai sisi tempat, tak terkecuali di halaman Universitas Kristen Petra Surabaya.
Pohon natal setinggi lima meter berdiri tegak di Entrace Hall lantai 1 Petra Christian Univercity (PCU). Uniknya, pohon natal ini terbuat dari bahan kresek dan bekas maket mahasiswa jurusan arsitektur.
Kepala Studio Merancang 1 Prodi Arsitektur PCU, Christine Wonoseputro mengatakan bahwa tema dari pohon natal ini bernuansa Tionghoa dalam kebhinnekaan. Tak ayal, dalam wujudnya, pohon natal yang dibuat oleh sekitar 60-an mahasiswa arsitektur ini berlatar warna merah. Warna yang khas dengan Natal dan Tionghoa.
Selain itu, kedua unsur ini menyatu melalui ornamen-ornamen yang tertempel di pohonnya. Seperti lampu natal dan kipas bambu khas negara Cina.
Lalu, pada pemilihan warnanya juga didominasi oleh merah, putih, pink, kuning, dan coklat muda. Khas sentuhan Tionghoa.
Sementara itu, yang paling menonjol adalah penggunaan bahan dasar pada pohon natal ini memakai kantong plastik atau masyarakat pada umumnya menyebut kantong kresek.
Christine mengatakan, memilih kresek sebagai bahan dasar dilatar belakangi kekhawatiran saat melihat banyak anak didiknya selalu membawa kantong kresek sebagai tempat menyimpan barang.
“Kenapa kalau kita tahu anak arsitek itu kerjanya begadang, bawa kertas besar terus dimasukin kresek, penggaris segala macam besar-besar itu dimasukkan pakai kresek. Kertasnya dikumpulin, kreseknya ditinggal sama mereka. Saya melihat kok banyak kresek,” kata Christeine, pada Sabtu (16/12/2023).
Lantas, jika dari segi pemilihan tema yang menghubungkan etnis Tionghoa. terutama menggunakan pita pompom atau kain berbentuk seperti bunga mawar yang merupakan penanda pernikahan orang Tionghoa. Sama halnya Natal, keduanya menjadi simbol kebahagiaan, keberuntungan, juru selamat, dan suka cita.
“Lalu ntah bagaimana imajinasi saya membayangkan mungkin kalau teman-teman tahu, dalam tradisi Tionghoa terutama pernikahan itu menandakan bahwa rumah itu mengalami kebahagiaan atau hajatan, kalau di orang Jawa janur melengkung, kalau orang Tionghoa pasang kain merah lalu ujungnya selalu ada pita pompom kayak kain yang dibentuk seperti bunga mawar, saya terbayang itu untuk satu simbol kebahagiaan yang dipasang di satu rumah,” ucapnya.
Total bahan yang digunakan untuk membuat pohon natal setinggi lima meter ini yakni kresek bekas dan ditambah 10 pak kresek. Lalu, 183 kipas kertas dan 205 lampion merah sebagai ornamen.
“Kita menggunakan 10 pak kresek. Saya minta mereka untuk bawa kresek dari rumah yang biasa mereka bawa untuk barang-barangnya tapi akhirnya kita tetap harus nambah karena pohonnya sebesar ini. Pengerjannya satu hari, jam delapan pagi selesai jam enam sore,” pungkasnya.
Reporter: Izzatun Najibah
Editor: Lizya Kristanti