TUBAN, Tugujatim.id – Santri Bojonegoro dan Tuban diajak melek literasi digital. Mereka terlibat dalam sosialisasi Literasi Pondok Pesantren dengan tema Literasi Santri Jayakan Negeri di Fave Hotel Tuban, 5-6 Juni 2024.
Sesuai tema, sosialisasi yang digelar Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur diikuti para santri Pondok Pesantren di Bojonegoro dan Tuban bertujuan mengajak berliterasi di kalangan kaum santri.
Pustakawan Madya Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Sukaryono mengatakan, pemerintah mengajak untuk segera bangkit kembali. Karena tradisi pondok yang luar biasa dan terbiasa dalam dunia tulis menulis.
“Sehingga dengan perubahan jaman, teknologi telah berkembang begitu pesat. Harus mengikuti perkembangan,” kata Sukaryono, Rabu (5/6).
Karyo sapaan akrabnya menyampaikan, peserta akan diberikan cara menulis, bagaimana mau menulis jika tidak banyak membaca. Sehingga sangat penting berkisanambungan.
Pesantren dikenal telah memberikan sumbangsih literasi di bidang agama maupun kenegaraan. Pesantren dahulu sudah terkenal dan mengakar lewat kajian kitab kuning difungsikan refrensi dalam mengatasi semua masalah.
Ulama Nusantara sudah terkenal mendunia lewat literasi yang membumi bagi masyarakat Islam. Peran mereka tidak hanya bersifat lokal, namun juga Internasional seperti Timur Tengah, Eropa dan Afrika.
“Karena dengan menulis itu dampaknya luar biasa, bagu ilmu pengetahuan maupun segala aspek yang ada,” Sukaryo.
Di antaranya ulama yang menetap maupun belajar dan mengajar di Masjidil Haram Mekah, seperti Syekh Nawawi, Syaikhano Kholil, Syekh Hasyim Asy’Ari dan masih banyak yang lain. “Peran Ulama Nusantara tentunya harus dilanjutkan oleh santri. Meskipun dengan tantangan yang ada, seperti teknologi digital,” ujarnya.
Hampir seluruh lapisan masyarakat Indonesia menggunakan jasa internet. Namun belum sepenuhnya memanfaatkan untuk kegiatan positif. Sehingga memang menjadi perhatian bersama.
“Ayo kita bangkit, gaway digunakan hal yang bermanfaat, contohnya membaca buku digital maupun yang lainnya,” tandasnya.
Fenomena itu harus dijawab kaum santri maupun pegiat literasi lewat tranformasi informasi sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada saat ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Reporter: Mochamad Abdurrochim
Editor: Darmadi Sasongko