TUBAN, Tugujatim.id – Para santri Pondok Pesantren (Ponpes) Ash Shomadiyah Tuban melaksanakan salat gaib untuk 53 anak buah kapal (ABK) Kapal Republik Indonesia (KRI) Nanggala 402 yang telah dinyatakan gugur, Senin (26/04/2021). Selain salat gaib, mereka juga mendoakan para korban agar mendapat tempat yang terbaik di sisi Tuhan dan keluarga yang ditinggalkan mendapatkan ketabahan serta kesabaran atas musibah yang terjadi.
Pengasuh Ponpes Ash Shomadiyah Tuban Riza Shalihuddin Habibi menuturkan, kegiatan salat gaib ini sebagai wujud bela sungkawa kepada para korban dan mendoakan agar semua dosa mereka diampuni. Selain itu, semoga pengabdian serta pengorbanan yang telah mereka berikan kepada bangsa serta negara menjadi amal ibadah.
“Ini kami mengajak para santri untuk berempati dan berbela sungkawa atas kejadian ini,” kata pria yang akrab dipanggil Gus Riza ini.
Gus Riza meminta kepada Presiden Joko Widodo untuk segera memberikan gelar pahlawan kepada 53 awak KRI Nanggala 402 yang telah mengorbankan jiwa dan raganya demi menjaga kedaulatan perairan NKRI ini.
“Semoga segera diwujudkan Pak Presiden,” harapnya.
Untuk diketahui, KRI Nanggala 402 dinyatakan hilang kontak sesaat setelah komandan pelatihan hendak memberikan otoritas penembakan torpedo pada Rabu dini hari (21/04/2021) waktu Indonesia Tengah (Wita) di perairan laut utara Pulau Bali.
Pencarian dilakukan selama empat hari. Dengan menggunakan sejumlah kapal milik TNI, Polri, dan Basarnas juga bantuan dari kapal negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Australia, dan Amerika.
Pencarian dipersempit di area yang ada tumpahan minyak dan tanda kemagnetan cukup besar di utara Celukan Bawang.
Di titik-titik itu, petugas menemukan sejumlah benda yang merupakan bagian dari KRI Nanggala 402. Barang-barang yang ditemukan, yaitu pelurus tabung torpedo, pembungkus pipa pendingin, dan di botol oranye pelumas periskop kapal selam.
Kondisi saat ditemukan, KRI Nanggala 402 tenggelam di perairan Laut Utara Bali pada kedalaman 838 meter dan terbelah menjadi tiga bagian.
Tiga bagian yang terbelah itu, bagian utama yang terlepas dari badan kapal selam, badan utama kapal, dan bagian belakang kapal yang tidak berbadan tekan.
Tercatat ada 53 awak kapal dalam kejadian tersebut, 49 orang merupakan anak buah kapal (ABK) satu komandan satuan, dan tiga prajurit bersenjata.