MALANG, Tugujatim.id – Sunarsih (48) sempat terlibat cekcok sebelum ditemukan tewas dengan tiga luka tusukan, di rumahnya, di RT 21 RW 03 Dusun Krajan, Desa Urek-urek, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada Sabtu (15/4/2023).
Tetangga Sunarsih, Sri Wahyuni (39) mengaku bahwa dia mendengar suara Sunarsih yang meninggi saat terlibat cekcok sebelum terjadi pembunuhan. Namun, dia tidak melihat langsung peristiwa itu, sehingga belum diketahui dengan siapa percekcokan itu terjadi.
Menurut Sri, percekcokan tersebut didominasi dengan suara Sunarsih sehingga Sri tidak mengetahui siapa lawan bicara Sunarsih pada saat itu. “Saya sedang ada tamu. Kedengaran keras cekcok, tapi saya nggak tahu (permasalahannya). Cekcok tambah keras, terus (terdengar) jeritan,” kata Sri yang kediamannya berjarak dua rumah dari lokasi kejadian.
Saat menengok ke jendela, Sri melihat Sunarsih berlari keluar rumah sambil bersimbah darah. Pada saat bersamaan, ada seorang perangkat desa yang lewat dan langsung menolong Sunarsih. Sementara Sri mengaku tak berani melihat darah sehingga dia kembali ke dalam rumah. “Saya lihat (Sunarsih) jatuh di halaman,” ucapnya.
Warga kemudian menolong Sunarsih dan melarikannya ke Rumah Sakit Mitra Delima. Namun, dalam perjalanan, Sunarsih menghembuskan napas terakhir. Jenazah Sunarsih kemudian dibawa ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang.
Sekretaris Desa Urek-urek, Andri Dwi Agus Muhtadin mengatakan bahwa jenazah Sunarsih sudah dipulangkan dari RSSA Kota Malang, pada Sabtu (15/4/2023), pukul 16.30 WIB. “Kemarin jenazahnya langsung dimakamkan setelah magrib,” ucapnya.
Dia menambahkan bahwa tersangka pembunuhan itu, yakni anak kandung Sunarsih bernama David Humaidi (27) tak melarikan diri.
Dia sempat dibawa ke Kantor Desa Urek-urek sebelum kemudian diserahkan ke Polsek Gondanglegi. “Dia tidak ada niatan kabur dan sempat dibawa ke kantor desa,” pungkasnya.