TUBAN, Tugujatim.id – Jelang Hari Raya Idul Adha, biasanya para peternak maupun tengkulak kambing di Tuban mendapatkan untung besar dari hasil berjualan. Tahun ini tampaknya berbeda semenjak virus penyakit mulut dan kuku (PMK) mewabah dan menjangkiti sejumlah hewan ternak, membuat harga kambing merosot dan pendapatan mereka makin jeblok.
Salah satunya seperti yang dirasakan Abdurrohman. Dia mengatakan, pada momentum seperti ini, biasanya dia bisa menjual 5 ekor kambing setiap hari. Namun, pada akhir-akhir ini, dia hanya bisa melepas 3 ekor saja.
Dia menambahkan, selain jumlah penjualan, harga kambing pun ikut menurun. Menurut dia, kambing etawa Jawa yang siap dikurbankan dibanderol Rp2,5 juta-Rp 3,5 juta. Kini hanya dijual Rp2 juta-Rp3 juta.
“Turunnya sampai Rp500 ribu, Mas,” ucapnya.
Sementara itu, tengkulak kambing lainnya bernama Minar yang memakai topi khas koboi ini menambahkan, momentum yang paling ditunggu penjual kambing saat Idul Adha. Lantas jika kondisi ini akan terus terjadi, dia khawatir akan berdampak pada pendapatan yang diperoleh.
“Yang ditunggu, ya saat-saat seperti ini, Mas. Mau Idul Adha. Lah ini ada wabah. Ya harapannya bisa segera hilang. Dan kembali normal,” ungkapnya.
Di tempat yang sama, Koordinator Pasar Hewan Tuban Agung Subekti saat dikonfirmasi mengatakan, sebenarnya sudah ada pergerakan kenaikan 20-30 persen. Namun, karena ada kondisi seperti ini, pedagang sudah sadar sehingga mengurangi pembelian kambing.
“Sebenarnya sudah ada kenaikan harga kaming, tapi tidak seperti tahun sebelumnya,” ujarnya.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim