MALANG, Tugujatim.id – Warga Kota Malang digemparkan oleh adanya insiden seorang mahasiswa akhir semester yang hendak melompat untuk bunuh diri dari atas Jembatan Soekarno-Hatta (Suhat atau Soehat, red). Depresi akibat tekanan masalah hidup membuatnya memilih berupaya mengakhiri hidup.
Plh. Kapolsekta Lowokwaru, AKP Sutomo membeberkan sejumlah fakta yang menjadi pemicu MN (22), warga Kecamatan Dau, Kabupaten Malang hendak mengakhiri hidupnya.
Salah satu pemicunya yaitu masalah perekonomian keluarga. Hal itu lantas membuat MN harus bekerja paruh waktu untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kuliahnya.
“Dia punya permasalahan, satu di antaranya, dia ada masalah perekonomian. Itu yang membebani dia,” ungkap Sutomo, Rabu (1/9/2021).
Pemicu lain yang membuat MN depresi yaitu, baru saja ditinggal ibunda meninggal dunia. Sementara ayahnya telah menikah lagi dan menjalani hidup bersama keluarga barunya.
“Beberapa saat yang lalu, orang tuanya meninggal, ibunya. Ini menambah tekanan batin bagi dia. Jadi dia tidak punya satu sosok yang bisa diberikan curahan untuk menyampaikan sesuatu,” ujarnya.
“Dia juga kurang bisa mencari teman yang bisa diajak ngomong. Kalau dia punya teman untuk bisa diajak ngomong dan sebagainya, kemungkinan dia nggak seperti itu,” jelasnya.
Pemicu selanjutnya yaitu masalah jalinan hubungan, baik hubungan persahabatan maupun asmara. Hal ini yang juga membuatnya tak bisa mengungkapkan permasalahannya untuk sekadar berbagi.
Di samping itu, dia juga mengalami depresi dalam hubungan. Jadi begini tidak ada satu orang yang bisa diberikan curahan untuk menyampaikan sesuatu.
“Mohon maaf katakanlah pacar, dia merasa dia nggak mampu segalanya. Sehingga itu membuat dia semakin tertekan hingga ada upaya untuk mengakhiri hidupnya dengan cara melompat di jembatan tadi,” tuturnya.
Permasalahan selanjutnya adalah pemikiran takut mengalami kegagalan dalam perkuliahan terutama dalam hal menyusun skripsi. Hal itu lantaran dia tak memiliki perangkat laptop untuk menyusun skripsi.
“Dia punya pikiran begini, dia kan semester akhir, dia berpikiran harus punya laptop. Padahal tidak diharuskan oleh universitas tersebut harus punya. Tapi dia berpikiran kalau nggak punya laptop nanti nggak bisa menyelesaikan,” bebernya.
“Dari pihak kampus sudah berupaya kalau ada tugas dan sebagainya silahkan di kampus komputer bisa dipakai. Wifinya juga nggak usah bayar. Artinya sudah ada upaya upaya oleh pihak kampus,” jelasnya.
Dari permasalahan itu, pihaknya telah mendatangkan pihak kampus untuk mencari solusi. Akhirnya dari pihak kampus membebaskan biaya SPP hingga akhir semester kepada MN.
“Kita juga memberikan dorongan supaya namanya hidup ini kan memang banyak tantangan, banyak permasalahan, sehingga harus bisa tegar menghadapi,” ucapnya.
Sebagai informasi, MN diketahui hendak berupaya terjun dari Jembatan Suhat, Kota Malang pagi tadi sekitar pukul 09.00 WIB. Beruntung aparat kepolisian yang berada di Pos Polisi UB bersama warga berhasil menggagalkan upayanya.
Kontak Bantuan
Anda bisa mencari bantuan jika mengetahui ada sahabat atau kerabat, termasuk diri Anda sendiri, yang memiliki kecenderungan bunuh diri.
Informasi terkait depresi dan isu kesehatan mental bisa diperoleh dengan menghubungi dokter kesehatan jiwa di puskesmas dan rumah sakit terdekat, atau mengontak sejumlah komunitas untuk mendapat pendampingan.
Beberapa pendampingan bisa menghubungi LSM Jangan Bunuh Diri via e-mail [email protected] dan saluran telepon (021) 9696 9293, dan Yayasan Pulih di (021) 78842580.
Anda juga bisa menghubungi Gerakan “Into The Light” via Facebook di IntoTheLightID atau Twitter @IntoTheLightID. Anda juga bisa menghubungi via e-mail di [email protected].
Anda juga menghubungi Save yourself melalui Facebook Save Yourselves atau Instagram @saveyourselves.id, atau via Line di @vol7047h. Website layanan konseling ini bisa dilihat di saveyourselves.org