SURABAYA, Tugujatim.id – Tradisi sudah dilakukan sejak dulu kala. Biasanya, di momen Hari Raya Idulfitri ini sebagian umat muslim melakukan nyekar saat sebelum Ramadan, akhir Ramadan, hingga selepas salat Id.
Seperti halnya yang terlihat di TPU (Tempat Pemakaman Umum) Delta Praloyo yang terletak di Desa Gebang, Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo. TPU ini merupakan lokasi makam untuk jenazah Covid-19 pada 2020 hingga 2022 lalu.
Satu per satu keluarga mulai berdatangan ke area makam sejak pukul 07.00 WIB. Rata-rata, mereka mendatangi makam selepas salat Idulfitri yang juga bertepatan pada pagi ini (22/4). Mereka perlahan menuju salah satu batu nisa yang berjejer rapi di area makam ini.
Salah satu peziarah dari Sidotopo Wetan Surabaya, Khoirudin mengatakan bahwa tradisi ini tak boleh ditinggalkan sebab menjadi ladang doa bagi orang yang meninggal.
“Nyekar sudah menjadi ciri khas orang muslim untuk mengirim doa kepada leluhur atau keluarga yang sudah almarhum,” katanya, pada Sabtu (22/4).
Kali ini, makam yang dituju oleh Khoirudin bersama sang istri dan dua putrinya yakni makam mertua dan kakak kandungnya.
“Mertua dan kakak kandung. Meninggal dua tahun lalu. Dimakamkan di sini karena waktu di Surabaya penuh dan dialihkan di sini,” bebernya
Sementara itu, Khoiruddin bersama keluarganya memilih melakukan nyekar selepas salat Idulfitri karena belum berkesempatan mendapatkan libur dari pekerjaannya.
“Karena waktu sebelum lebaran Idulfitri ini kami belum libur kerja jadi terpaksa kami belum bisa datang. Dan sekarang hari raya sudah dapat libur, jadi ke sini,” tambahnya.
Terpisah, Aprilia, seorang perempuan muda asal Sidoarjo yang baru saja melakukan ziarah ke makam sang ayah yang meninggal pada Juli 2021 lalu dan dimakamkan di TPU Delta Praloyo.
Ia mengungkapkan, nyekar ke makam keluarga bukan hanya dilakukan saat Ramadan atau Idulfitri saja, tapi ia melakukannya setiap momen untuk mendoakan sang ayah.
“Sebenarnya setiap momen saya pasti ke ayah. Tidak hanya pas selepas salat Ied ini aja, kemarin sebelum Ramadan dan sebelum Idulfitri kami selalu ke sini,” paparnya.
Datang bersama kakak laki-laki dan ibunya, bagi Aprilia momen seperti ini harus terus dilakukan, terutama saat Ramadan dan Idulfitri. Terlebih, ziarah ke makam sang Ayah juga menjadi momen melepas rindu.
“Pastinya kita setiap hari raya nyekar. Tujuannya mendoakan yang meninggal dan melepas rindu. Bagi saya di sini adalah rumah kedua,” pungkasnya.