KEDIRI, Tugujatim.id – Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) di Sendang Tirto Kamandanu, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri, yang mengangkat tema “Ke Diri Menuju Jatining Diri” menghadirkan seniman dan budayawan Butet Kartaradjasa itu membuka wawasan mengenai Kediri dalam perspektif sejarah dan kebudayaan.
Diskusi yang disiarkan secara live streaming di YouTube Dhito Pramono dan Pemkab Kediri pada Senin (15/08/2022) itu memunculkan ulasan soal Kediri. Mulai kekayaan budaya dan sejarah kebesarannya, keberadaan Kediri dinilai memengaruhi Indonesia.
Seniman dan budayawan Butet Kartaradjasa menyebut, jejak sejarah yang ada di Kediri merupakan harta karun yang sangat berharga. Bahkan, harta karun yang ada tidak hanya milik Kediri, tapi juga harta karun Indonesia. Hingga Kediri pun dinyatakan layak menjadi mother of Nusantara.
Butet menceritakan, dalam kunjungannya di kompleks pemakaman Setono Gedong, di sana ada makam muslim dan di bagian tengah ada tatakan dengan relief garuda wisnu. Kompleks pemakaman Setono Gedong sendiri ada makam beberapa tokoh penting, di antaranya Sunan Mas atau Amangkurat III dan Syekh Al Wasil Samsudin.
“Bagaimana itu di tengah kuburan muslim ada jejak sejarah Sanjaya, ada relief garudeya (garuda),” katanya.
Butet menambahkan, dalam riset yang pernah dilakukannya mendapat pengetahuan bahwa pertama kali merah putih dikibarkan di Kediri oleh Jayakatwang. Dua hal itu, baik pengibaran merah putih pertama kali di Kediri maupun temuan relief garuda yang dalam perkembangannya digunakan sebagai simbol atau lambang negara Indonesia, merupakan jejak sejarah yang luar biasa.
“Majapahit, permulaannya ya dari Kediri, berakhirnya Kediri karena ketika Islam dari Demak, Sunan Trenggono berhasil mengalahkan Kerajaan Majapahit dan itu kebangkitan Islam,” ungkapnya.
Menurut dia, harta karun yang ada di Kediri dilihat dari perspektif kebudayaan pun tidak akan pernah habis untuk ditimbang. Dia menyebutkan cerita-cerita panji merupakan puncak kebudayaan yang lahir di Kediri.
Bahkan, dia melanjutkan, di Thailand dan negara-negara Asia saat ini mengembangkan cerita panji yang sumbernya berasal dari Kediri.
“Jadi ibu kota cerita-cerita tentang panji itu di sini, puncak kebudayaan yang tidak hanya memengaruhi Indonesia, tapi mempengaruhi Asia, ” tegas Butet.
Sementara itu, Ketua Dewan Kesenian dan Kebudayaan Kabupaten Kediri Imam Mubarok atau yang akrab disapa Gus Barok menyampaikan, Kediri memiliki kekayaan sejarah dan budaya yang luar biasa.
Dalam catatan Ling Wai Tai Ta, Gus Barok melanjutkan, Kerajaan Panjalu itu sampai Papua Barat. Bahkan, di Situs Kedaton, Jambi, ada huruf yang namanya Kediri Kwadrat. Sebagaimana diketahui, huruf itu berada dalam inskripsi yang berbunyi Pamursita Nira Mpu Kusuma.
“Di situs adan-adan (Kediri) ada jaladwara yang sama di sana, (artinya) bahwa Kediri ini luasnya minta ampun,” tuturnya. (adv)
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim