MALANG, Tugujatim.id – Bencana erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada Sabtu (04/12/2021) tak hanya menimpa manusia, tapi juga dialami banyak hewan di sana. Para relawan juga membantu evakuasi ternak di sana. Seperti apa kisah perjuangan para relawan ini?
Kebanyakan hewan terdampak erupsi Gunung Semeru merupakan ternak milik warga yang mengungsi. Jumlahnya mencapai ribuan dan terdiri dari sapi, kambing, serta unggas. Kepedulian terhadap ternak itu dilakukan salah satu organisasi yang berangkat ke Semeru yaitu Centre for Orangutan Protection (COP).
Tim relawan segera berangkat menuju lokasi begitu mengetahui adanya bencana dengan membawa kebutuhan hewan yang sekiranya diperlukan.
“Erupsi itu terjadi sekitar pukul 16.00, ya. Pukul 20.00 di hari yang sama, kami berangkat dari Jogja,” ujar Satria Wardhana, Koordinator Relawan Satwa COP.
Dia mengatakan, mereka berangkat melalui jalan darat menuju lokasi erupsi Gunung Semeru.
“Kami berangkat melalui perjalanan darat. Kami mampir-mampir dulu untuk belanja kebutuhan. Baru kami sampai di lokasi pukul 17.00 keesokanharinya,” jelas Satria.
Aktivitas relawan COP di Semeru dimulai dengan membantu warga mengevakuasi ternaknya.
“Hewan-hewan ternak itu kemudian dititipkan di rumah saudara mereka,” kata Satria.
Mereka juga membantu mengobati hewan-hewan yang terluka. Beberapa hewan tersebut mengalami luka bakar akibat terkena awan panas.
“Ada dokter hewan dalam tim kami,” ucap Satria.
Selain itu, mereka juga melakukan penyisiran untuk mencari hewan-hewan lain yang belum dievakuasi. Dalam penyisiran tersebut, mereka menemukan banyak bangkai hewan ternak yang tidak sempat diselamatkan.
“Bangkai-bangkai itu kemudian kami bakar. Jika tidak dibakar, takutnya nanti jadi penyakit. Baunya juga akan mengganggu tim relawan lain yang melakukan evakuasi dan pencarian korban hilang,” jelas Satria.
Selain evakuasi ternak, tim relawan juga menemukan hewan lain seperti kucing, anjing, dan monyet. Sebagian ada yang dipelihara oleh warga, sebagian lagi merupakan hewan liar. Untuk hewan-hewan tersebut, COP hanya memberi makan saja dan membiarkan mereka tetap bebas.
“Nggak semuanya kami evakuasi. Kami lihat dulu kondisi mereka. Jika kelihatannya baik-baik saja dan berada di lokasi yang relatif aman, kami hanya beri makan saja,” ujar Satria.
Selain COP, tim relawan hewan lain yang berangkat ke Semeru adalah Stray Cat Defender (SCD). Komunitas yang berasal dari Malang ini bergabung dengan COP selama di Semeru untuk membantu hewan-hewan terdampak.
SCD berangkat ke Semeru dengan membawa obat-obatan serta peralatan medis yang diperlukan, pakan kucing, pakan ayam, serta satu truk pakan hijau untuk ternak. Kegiatan tim SCD di Semeru juga tak jauh beda dengan COP, yakni memberi makan hewan, membakar bangkai hewan yang mati, serta melakukan evakuasi jika diperlukan.
“Sesampainya kami di sana, tim COP langsung datang membantu menurunkan odot (pakan hijau) dari truk,” ujar Rohmalilla Fanesyadewi, anggota tim relawan SCD.
Pakan tersebut diturunkan di posko pakan ternak yang terletak di rumah warga bernama Kusman di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.
Di posko tersebut, warga dapat mengambil pakan untuk hewan ternak mereka.
“Donasi pakan sejauh ini ada dari COP, Dinas Peternakan, Persatuan Dokter Hewan Indonesia, kelompok- kelompok peternak di Probolinggo, Malang, dan kota lain,” ujar Satria.
Tim relawan COP berencana membantu hewan terdampak erupsi Semeru selama dua minggu. “Kami harap dalam waktu dua minggu ini, warga dan hewan ternak sudah mulai pulih. Untuk saat ini pun, kondisi ternak sudah banyak yang sehat. Mereka hanya butuh bantuan pakan saja,” pungkas Satria.