BOJONEGORO, Tugujatim.id – Menjadi sebuah keharusan bagi umat muslim untuk terus menjalin silaturahmi. Dan ternyata silaturahmi mampu memperluas persaudaraan, juga dapat memperpanjang umur dan melapangkan rezeki.
Tepat pada Kamis (08/07/2021), saya memutuskan mengunjungi rumah salah satu teman seprofesi. Banyak orang mengira dia adalah saya, ya karena nama panggilan kami sama, sama-sama cantik namanya, juga cantik rupanya. Memang benar bukan, semua ciptaan Tuhan itu enggak ada yang jelek?
Berawal dari setelah liputan di daerah Kota Bojonegoro, saya bersama kedua teman seprofesi (Ulya dan Mila) memutuskan mencari tempat berteduh untuk merangkai kata yang akan kami jadikan sebuah berita. Di tengah PPKM Darurat yang diterapkan pemerintah untuk Jawa-Bali, maka semua tempat yang biasanya kami gunakan untuk bertukar cerita, hanya melayani pelanggan secara take away.
Akhirnya kami memutuskan untuk ke rumah Mila, temanku si baik hati itu. Rumahnya berada di Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban, kami harus melewati jembatan perbatasan Bojonegoro-Tuban yang kondisinya hanya bisa dilewati oleh sepeda motor saja. Kami bertiga mengendarai sepeda motor sendiri-sendiri. Jalan berliku, terik matahari yang begitu menyekat membuat kami harus sedikit mempercepat laju motor.
Namun, seketika kami berhenti. Naluri kami tergerak membantu seorang lansia di pinggir jalan yang kesulitan mengangkat sebuah karung. Kami langsung memohon izin untuk membantunya. Kami beriringan mengantarkan nenek tersebut menuju rumahnya. Saat itu Mila yang membonceng nenek, sedangkan Ulya membawa karung berisi rumput. Dan kami antarkan nenek tersebut ke rumahnya dengan selamat.
Perjalanan panjang yang cukup melelahkan hari itu. Setelah hampir 30 menit dari pusat Kota Bojonegoro, kami akhirnya sampai di rumah Mila. Kami disambut pohon belimbing dengan puluhan buahnya yang bergelantungan seakan-akan siap disantap. Kami juga disambut ramah oleh ibunda tercinta.
Seakan sudah seperti warung makan, kerupuk seember, belimbing, mangga, pepaya, teh, hingga bakso pun disuguhkan kepada saya dan Ulya. Seketika perut kami penuh sesak dengan beragam makanan. Obrolan kami pun berlangsung panjang, hingga tak terasa kami sudah makan terlalu banyak.
Seperti rumah sendiri, setelah kenyang langsung tiduran, tingkah Ulya membuat saya tertawa, tapi akhirnya saya ikut tiduran di lantai juga. Hal tersebut dimaklumi oleh si pemilik rumah karena keluarga yang lain juga berada di ruang belakang, jadi kami bebas untuk berekspresi melepas penat.
Waktu pun menunjukkan pukul 17.00 WIB, sebelum pamit pulang, saya dan Ulya izin untuk menjalankan salat Asar. Sembari menunggu tuan rumah mandi, saya dan Ulya membersihkan sisa makanan yang disuguhkan kepada kami tadi.
Sebelum pulang, saya dibekali oleh-oleh belimbing dipetik langsung dari pohonnya. Senang dan berterima kasih tentunya saya ucapkan kepada tuan rumah. Silaturahmi hari ini begitu menyenangkan.