KEDIRI, Tugujatim.id – Penyaluran bantuan program sembako berupa uang tunai dari pemerintah pusat membuat ribuan warga memadati Kantor Pos di Kecamatan Kota, Kota Kediri, Selasa (22/02/2022). Tentunya kondisi ini menimbulkan adanya kerumunan meski mereka memakai masker. Bahkan, ribuan warga penerima bantuan itu rela berdesak-desakan saat antre menunggu pencairan dana sebesar Rp600 ribu.
Keluarga penerima bantuan (KPM) yang merupakan warga Kecamatan Mojoroto tersebut dengan membawa KTP dan surat undangan rela berdesakan di pintu masuk sejak pukul 07.00. Bahkan, antrean yang meluber hingga ke jalan raya itu di antaranya warga yang sudah lanjut usia (lansia) dan banyak warga yang membawa anak balitanya.
Ponimah, 68, salah satu warga Kelurahan Bujel, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, itu mengatakan, dia sudah ikut berdesakan mengantre selama 2 jam untuk mencairkan bantuan dari pemerintah. Dia mengatakan, memang sebenarnya di surat undangan terdapat waktu yang ditentukan. Namun, saat dia mendatangi Kantor Pos tersebut sudah banyak orang yang ikut mengantre.
“Saya datang sesuai jamnya, yaitu pukul 09.00-12.00. Tapi, di sini sudah banyak orang dan berdesakan untuk masuk,” ungkapnya.
Untuk diketahui, bantuan yang terima warga tersebut merupakan program dari Kementerian Sosial (Kemensos) untuk warga kurang mampu. Setiap bulan, warga mendapat uang tunai sebesar Rp200 ribu. Namun, bantuan itu disalurkan setiap 3 bulan sekali. Di Kota Kediri sendiri terdapat sekitar 11 ribu penerima.
Sementara itu, Kepala Kantor Pos Kota Kediri Kusnadi mengatakan, sebenarnya penyaluran bisa dilakukan di kantor desa, tapi saat ini waktu yang diberikan sudah mepet sehingga dilaksanakan di Kantor Pos. Pihaknya sudah mengatur waktu untuk masyarakat datang ke Kantor Pos untuk mengambil bantuan.
Dia menjelaskan, dalam pelaksanaan penyaluran tersebut akan berlangsung 2 hari. Dia sudah membagi waktu setiap 100 orang diberi waktu 1 jam untuk pelayanan dan waktunya sudah tertera di surat undangan. Namun, kerumunan tetap terjadi.
“Mungkin metode ini masih baru ya, jadi warga masih terbiasa datang pagi, tidak sesuai jadwal, memang biasanya dilaksanakan di kantor desa dengan 1 petugas satu desa. Namun, kali ini kami coba metode yang lain,” ungkapnya.
Dia mengungkapkan, akan mengevaluasi metode yang digunakan hari ini supaya tidak terjadi lagi antrean yang menimbulkan kerumunan dan berdesak-desakan. Dia berharap kejadian tersebut nantinya dapat dikurangi.
“Ya, mungkin nanti akan kami longgarkan waktunya, 100 orang diberi waktu 2 jam,” jelasnya.