News  

Temui Korban Longsor, Muhadjir Effendy Minta Warga Nganjuk Tak Menolak Direlokasi

Menko PMK Muhadjir Effendy saat memberikan bantuan kepada warga terdampak bencana longsor di Nganjuk. (Foto: Noe/Tugu Jatim)
Menko PMK Muhadjir Effendy saat memberikan bantuan kepada warga terdampak bencana longsor di Nganjuk. (Foto: Noe/Tugu Jatim)

NGANJUK, Tugujatim.id – Pembahasan wacana relokasi warga Dusun Selopuro, Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos, Nganjuk, terus bergulir. Pemindahan sejumlah warga terdampak di zona merah bencana longsor tersebut kini tengah menjadi pembahasan mulai dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nganjuk hingga Kementerian Sosial (Kemensos) dan Kementerian Koordinator (Kemenko) Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK).

Pembahasan tersebut diperkuat dengan kedatangan Menko PMK Muhadjir Effendy dan Mensos Tri Rismaharini pada Selasa sore (16/02/2021). Kedua menteri tersebut disambut Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat di Kantor Kecamatan Ngetos yang digunakan sebagai posko pusat informasi bencana longsor.

Muhadjir Effendy saat sampai di tempat pengungsian korban bencana longsor di Nganjuk. (Foto: Noe/Tugu Jatim)
Muhadjir Effendy saat sampai di tempat pengungsian korban bencana longsor di Nganjuk. (Foto: Noe/Tugu Jatim)

Dalam paparannya, Novi menerangkan bahwa pihaknya tengah mencari solusi teknis terkait pemindahan sejumlah warga di Dusun Selopuro.

“Rencananya, kami akan membangun rumah di pinggir jalan raya ini,” ungkap Novi di hadapan Muhadjir dan Risma.

Menurut dia, tanah tersebut merupakan kepemilikan dari Perhutani. Jadi, membutuhkan bantuan dari pemerintah pusat untuk mendorong dalam peralihan kepemilikan. Selain itu, Novi menjelaskan juga akan memanfaatkan 40 rumah bekas transmigrasi yang berada di Desa Sendangbumen, Kecamatan Berbek, Kabupaten Nganjuk.

Virtual Class Tugu Malang x Paragon, Tugu Jatim, Tugu Media Group
Ads.

Menanggapi hal itu, Menko PMK Muhadjir Effendy meminta agar masyarakat yang terdampak longsor tidak menolak direlokasi. Hal ini perlu disampaikan kepada masyarakat demi keselamatan warga sekitar.

“Pemerintah pusat bersama Pemkab Nganjuk nanti akan bersama-sama membahas ini. Jangan sampai ada masyarakat yang telantar,” tegas Muhadjir.

Dia mengingatkan bahwa setiap kegiatan di Ngetos harus mematuhi protokol kesehatan (prokes) dengan ketat. Muhadjir meminta apabila ada kunjungan keluarga korban, petugas harus memberlakukan swab test atau rapid antigen. Muhadjir mengkhawatirkan seperti yang terjadi di Sulawesi Barat, lokasi bencana malah menjadi klaster baru Covid-19.

“Jangan lupa prokes. Yang berkunjung harus ada swab atau minimal rapid antigen. Jangan sampai datang malah membawa penyakit Covid-19. Seperti di Sulbar, relawan banyak yang kena Covid-19,” ujarnya.

Selain itu, Tri Rismaharini juga memberikan santunan kemanusiaan untuk keluarga korban. Setiap anggota keluarga yang meninggal dunia mendapatkan santunan dari Kemensos sebesar Rp 15 juta. (noe/ln)