BOGOR, Tugujatim.id – Yayasan Pondok Inspirasi kembali mengadakan kegiatan Ruang Bincang Inspirasi ke-22 yang dilaksanakan melalui Zoom meeting (daring) dengan tema “Tips Berpikir dan Bertindak Ala Penggerak Pendidikan”, pada Sabtu (26/11/2022) pagi. RBI ke-22 kali ini dihadiri oleh peserta dari berbagai universitas di Indonesia.
Kegiatan tersebut dilakukan untuk memperingati Hari Guru Nasional yang jatuh pada tanggal 25 November.
Kali ini, narasumber yang memeriahkan kegiatan RBI ke-22 adalah seorang Teaching Associate Professor in Engineering Design and Society (EDS) at Colorado School of Mines (CSM), Mirna Nuraeni Ansori Mattjik; Pengajar Muda Indonesia Mengajar XXII, Haratdzul Ichsan Jushar; dan Duta Pendidikan Indonesia 2022, Tirta Meyrizka Lubis.
Para narasumber yang memiliki latar belakang di dunia pendidikan itu, menyampaikan materi tentang pendidikan dari berbagai sudut pandang.
Mirna menyampaikan bahwa value tangguh menjadi hal penting bagi seorang pejuang terutama pendidik. “Kondisi hilangnya motivasi yang kita alami dari berbagai permasalahan, bisa menjadi give up atau growth up. Semua kembali ke proses kita masing-masing sehingga membuat diri kita lebih tangguh,” jelas ibu empat anak tersebut.
Tirta juga menyampaikan pesan tentang pentingnya berbagi peran dan berkolaborasi dalam dunia pendidikan. Baginya, sehebat apapun seorang pendidik tidak akan berjalan dengan sendirinya, melainkan membutuhkan banyak peran dari orang lain.
“Dengan berkolaborasi kita akan lebih terbantu dalam apapun yang kita butuhkan dan lebih mudah berkembang dengan tujuan yang kita inginkan. Kita tidak bisa memaksakan diri kita sendiri untuk mengelola semuanya, tapi kita harus punya banyak peran dari pihak lain dalam dunia pendidikan. Terbukti, Tirta Lubis kini sudah membangun sebuah instansi dan komunitas dengan nilai kolaborasi tersebut,” jelas perempuan asli Nganjuk itu.
Mas Ijul, sapaan akrab Haratdzul Ichsan Jushar, menambahkan bahwa setiap hambatan dan persoalan yang dialami oleh pendidik selama menjalankan tugas merupakan proses yang sangat berharga.
“Saya banyak belajar dari rekan mengajar saya di Papua Barat sekarang. Bahwa ketika menghadapi hambatan selama sebagai pendidik kita harus banyak bersabar dan menganggap suatu persoalan yang terjadi adalah sebuah proses berharga,” jelasnya, ketika ditanya tentang tugas kerelawannya di Papua Barat.
Di akhir sesi, para narasumber menyampaikan pesan bahwa dalam dunia pendidikan, kita harus memiliki sikap pejuang dan semua perjalanan kita adalah proses penting yang kita lalui sehingga kita bisa memberikan manfaat ke banyak orang yang membutuhkan peran dan kontribusi kita dengan tujuan memajukan dunia pendidikan yang lebih baik.(*)