MALANG, Tugujatim.id – Jade Indopratama. Ya, nama brand perusahaan advertising ini sudah tidak asing lagi bagi warga Malang Raya. Di balik kesuksesan Jade Indopratama, ada perjuangan panjang sang owner, yakni Rachmad “Jade” Santoso.
Perusahaan ini berawal dari sebuah lorong sempit sekolah di daerah Tumenggung Suryo, Kota Malang, pada 1989 atau 32 tahun silam. Hingga kini Jade Indopratama sudah menjadi perusahaan besar, setidaknya ada 5 unit usaha. Salah satu unit usaha yang paling besar adalah persewaan billboard di sejumlah jalan besar di Malang Raya.
”Total ada 125 billboard di Malang Raya,” kata Rachmad “Jade” Santoso dalam acara podcast Tugu Inspirasi di kantor Tugu Media Group (tugumalang.id, tugujatim.id, kumparan.com/tugumalang), tepatnya di Jalan Dirgantara, Kota Malang, Rabu (07/04/2021).
Selain perusahaan billboard, unit usaha lainnya adalah digital printing, desain interior, percetakan, hingga event organizer (EO).
”Untuk EO, kami off dulu karena ada pandemi,” kata pria yang akan menginjak usia 51 tahun pada 28 April mendatang ini.
Dalam berbisnis, bagi Rachmad, kegagalan adalah tangga untuk meraih kesuksesan selanjutnya. Dia mencontohkan, pagelaran Malang Jazz Festival yang dia adakan itu mengalami kerugian pada tahun pertama dan kedua diadakan.
“Tapi, bisnis kan tidak bisa dilihat seperti itu, kalau secara umum grup masih untung, ya tidak masalah, meski rugi pada sisi yang lain,” imbuhnya.
Dalam podcast yang berlangsung sekitar 47 menit itu, ada banyak hal yang disampaikan Rachmad Jade. Mulai dari perjalanan bisnis yang hanya bermodal dengkul, tip bisnis, nilai dalam berbisnis, sikap berbakti pada orang tua, hingga ijazah kuliah yang belum pernah dia ambil ketika kuliah di Universitas Brawijaya (UB).