SURABAYA, Tugujatim.id – Implementasikan Muslim Millenial Competition (MMC) dan Proyek Pengenalan Profil Pelajar Pancasila (P5), SMP Khadijah 2 Surabaya menggelar Festival Anak Milenial. Mereka menggelar festival ini dengan tajuk “Keberagaman Budaya Surabaya” pada Senin (27/02/2023).
Acara ini menyasar pelajar SD-SMP se-Surabaya dengan berbagai lomba seperti tahfidz Qur’an, salawat nabi, dan kaligrafi. Selain itu, ada pertunjukan penampilan seni kearifan lokal serta gebyar UMKM karya pelajar SMP Khadijah 2 Surabaya untuk menunjukkan kreativitas dan prestasinya menyalurkan bakat.
“Bakat mereka disalurkan kaitan dengan menulis kaligrafi. Juga bagaimana mereka bisa melaksanakan berbagai pola pikir yang ada. Intinya, Khadijah menginginkan alumni atau lulusan yang memiliki akhlakul karimah, yakni benar-benar itu yang paling utama,” kata Ketua Umum Yayasan Taman Pendidikan dan Sosial Nahdlatul Ulama Khadijah Prof Ridlwan Nasir pada Senin (27/02/2023).
Dia mengatakan, terwujudnya sumber daya manusia (SDM) yang unggul mampu mengembangkan pola pikirnya untuk pribadi yang kritis serta berakhul karimah menjadi visi yang dibawa oleh Lembaga Pendidikan Khadijah.
“Berpola pikir yang gigih, berpola sikap yang etis, berpola tindak yang rasional. Pikirnya jalan, zikirnya juga jalan. Tidak hanya akalnya saja, tapi juga hatinya jalan. Tidak hanya bagaimana caranya mereka bersikap, tapi akhlaknya yang bersih. Itu tujuan dari SMP Khadijah 2 Surabaya,” tuturnya.
Mengusung tema tentang “Keberagaman Budaya Lokal”, SMP Khadijah 2 Surabaya menampilkan beragam kesenian seperti tari remo, tembang Jawa, dan sebagainya. Pemilihan tema tersebut tidak lepas dari unsur keberagaman kebudayaan Indonesia yang sangat kaya. Mereka pun mengimplementasikan kehidupan toleransi dan saling menghargai di lingkungan sekolah maupun masyarakat.
“Temanya ini kan tentang kearifan lokal, bagaimana mengadakan sehingga anak-anak kita mencintai budaya lokal yang ada. Karena budaya lokal merupakan suatu kebutuhan, modal yang besar untuk meningkatkan kualitas anak ke depannya. Bagaimana dia menampilkan bakatnya, mencintai hubbul wathon minal iman, budaya kita, serta tidak ada sekat-sekat di antara orang lain,” papar Prof Ridlwan Nasir.
Sebagai informasi, Profil Pelajar Pancasila merupakan program yang digagas oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi sebagai bentuk perwujudan pelajar Indonesia yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Ada enam poin yang diutamakan; yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif.
Akademisi sekaligus mantan Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Ampel tersebut mengingatkan pesan yang disampaikan oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Yusuf Masruh saat menghadiri acara. Bahwa model pembelajaran SMP 2 Khadijah tidak hanya dapat menjadi percontohan bagi Lembaga Pendidikan Islam lain saja, tapi juga bisa diterapkan oleh Lembaga Pendidikan non-Islam.
“Pak Wali Kota Eri dan Pak Yusuf sudah berpesan semoga tidak hanya menjadi percontohan untuk sekolah Islam saja, tapi juga bisa untuk sekolah non-Islam. Sehingga kehidupan antar umat beragama, toleransi atau tasamuh. Karena itu adalah hal yang amat penting,” ujarnya.
Prof Nasir menuturkan, dengan banyaknya kegiatan yang bertujuan memberikan ruang untuk menyaluran bakat dapat melatih siswa untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekolah maupun masyarakat.
“Kegiatan ini untuk melatih siswa bersosialisasi. Di tingkat Khodijah ada lomba antarlembaga yang ada, baik dari SD, SMP, SMA, dan pondok juga bertanding,” terangnya.
Karena itu, dia berharap kepada para siswa, guru, dan masyarakat agar dapat saling bersinergi dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas.
“Bagaimana hubungan guru, siswa, dan masyarakat bisa terjalin dengan baik. Karena kalau bersinergi, mereka akan dapat maju,” ujarnya.