MOJOKERTO, Tugujatim.id – Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) jatuh pada Kamis, 17 Agustus 2023. Pada 2023 ini, RI merayakan peringatan kemerdekaan yang ke-78. Tema yang diusung pada peringatan hari kemerdekaan tahun ini adalah “Terus Melaju untuk Indonesia Maju”.
Tema tersebut digunakan oleh Universitas Islam Majapahit (Unim) Mojokerto untuk melangsungkan upacara bendera peringatan Hari Kemerdekaan ke-78 RI. Upacara yang diikuti oleh segenap unsur pimpinan dan mahasiswa Unim Mojokerto berlangsung di halaman depan Unim Mojokerto, Jawa Timur, pada Kamis (17/8/2023).
Rektor Unim Mojokerto, Dr Rachman Sidharta Arisandi dalam sambutannya mengatakan bahwa untuk dapat melaju perlu meminggirkan beberapa hal yang menjadi hambatan. Hambatan tersebut berupa toxic yang perlu dicegah atau ditangani. Toxic tersebut berupa negative thinking dan over thinking.
“Kalau keduanya bisa dikurangi, syukur bisa dihilangkan, maka hidup tidak hanya bisa melaju namun juga dapat melesat cepat,” ucap Rachman, pada Kamis (17/8/2023).
Rachman melanjutkan, pikiran yang toxic salah satunya berupa pikiran negatif (negative thinking). Pikiran ini berkaitan dengan kondisi emosi yang destruktif semisal marah, cemas, depresi, pesimis, dan sebagainya.
“Cirinya secara umum dapat muncul begitu saja, lalu mendistorsi realitas dengan hanya melihat sisi gelapnya saja,” terang Rachman.
Sementara itu, alat-alat modern juga patut diduga menjadi faktor penyubur pikiran yang toxic. Seperti media sosial yang setiap hari diakses oleh miliaran orang di seluruh dunia. “Lalu adanya media sosial itu tiap hari dapat informasi. Maka makin bertambah pula penyebab pikiran toxic,” beber Rachman.
Maka yang bisa dilakukan untuk mengubah hal tersebut adalah mulai membuka diri, termasuk jujur kepada diri sendiri. Lalu melakukan upaya reflektif seperti perenungan mendalam tentang jati diri. Upaya tersebut juga bisa ditambah dengan membangun ulang konstruksi diri atau reframing diri.
Selain itu, hambatan lain adalah over thinking atau beban pikiran berlebih. Dalam bahasa sederhana, over thinking adalah terlalu ngotot menghabiskan waktu untuk berpikir tanpa proses penyelesaian efektif. Tak hanya itu, mereka yang terjangkit over thinking selalu dipenuhi dengan berbagai macam pengandaian.
“Kata-kata andai saja, seharusnya dulu dan lain-lain selalu muncul dalam benak. Bisa dibilang juga ini gambaran orang yang belum bisa menerima kenyataan,” terang Rachman.
Maka, orang dengan beban over thinking dapat diatasi dengan memberi keyakinan bahwa apa yang mereka pikirkan hanya sebatas imajinasi yang belum tentu terjadi. “Kalau sudah menyadari, harus pilih strategi hadapi rasa takut. Optimistis, realistis, produktif, responsif. Responsif bukan reaktif,” ucapnya.
“Hidup kita adalah detik ini, kebebasan bertanggungjawab kita ada di detik ini, kemampuan kontrol kita ada di detik ini. Masa lalu adalah kenangan, masa depan adalah angan dan harapan,” pungkasnya.
Reporter: Hanif Nanda
Editor: Lizya Kristanti