SURABAYA, Tugujatim.id – Rumah Sakit Lapangan Kogabwilhan II Indrapura (RSLKI), Kota Surabaya, mengadakan pelatihan pengoperasian i-nose c-19, alat pendeteksi Covid-19, pada sejumlah volunteer dan tenaga kesehatan (nakes). Kegiatan yang bertujuan untuk men-screening dan mendeteksi awal mengenai virus Covid-19 melalui bau ketiak keringat pasien, klien, atau pengguna, itu digelar Senin (01/03/2021).
Hasil yang diperoleh amat cepat, hanya memerlukan waktu 2-3 menit untuk memproses apakah si pasien, klien, atau pengguna memiliki status positif atau negatif Covid-19.
Shoffi selaku tim i-nose c-19 dari akademisi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menegaskan bahwa berkat pemakaian kompomen processor mini computer, alat screening i-nose c-19 tersebut dapat memproses “artificial intelligence” atau kecerdasan buatan untuk mengambil langsung dari server.
“Harapannya, ke depan alat ini bisa membantu masyarakat untuk mendeteksi awal atau screening awal virus Covid-19 bagi masyarakat,” terang Shoffi.
Alat ini juga dapat men-scanning E-KTP secara otomatis untuk memudahkan input data pengguna. Selain itu, alat ini mampu menganalisis sampel dalam waktu sekitar 3 menit hingga hasil analisis keluar dan dapat dikirim melalui WhatsApp (WA).
“Hasil screening akan dikirim ke nomor WA masing-masing pengguna berupa sertifikat yang dilengkapi QR Code. Dari situlah kami bisa cek verifikasi keasliannya melalui website i-nose.id. Jadi, memang data ini kami ambil dari orang yang pernah melakukan PCR. Kami ambil data-datanya, lalu dipelajari. Alat ini bukan pengganti PCR, tapi melakukan screening awal,” tambahnya.
Dia mengatakan, biaya yang dikenakan untuk screening memakai i-nose c-19 hanya Rp 10 ribu per orang. Sejauh ini rumah sakit seperti RSI Ahmad Yani dan RSI Jemursari dalam tahapan uji coba, uji profil, dan uji diagnosis. Keakuratannya mencapai 91 persen plus 1 persen.
Sedangkan Ketua Relawan Program Pendampingan Keluarga Pasien Covid-19 (PPKC) Radian Jadid menyampaikan bahwa memberi apresiasi dan dukungan tinggi dari perguruan tinggi, kampus, atau sekolah yang memakai alat-alat modern dalam menangani pandemi Covid-19.
“Kami dukung penuh riset dan pengembangannya. Produk karya anak bangsa didukung sepenuhnya. Akan sangat memungkinkan diaplikasikan di publik apabila uji klinisnya sudah clear. Kami akan berupaya memahami pengoperasian alat tersebut,” ujar Radian. (Rangga Aji/ln)