MALANG, Tugujatim.id – Siapa yang menyangka, hidup Happy Nurfitri, warga Dusun Segaran, Desa Kendalpayak, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, ini berubah 180 derajat. Wanita cantik yang awalnya kuliah di Jurusan Medis STT RRI Soekarno Hatta, Kota Malang, itu kini banting setir menjadi pengusaha street food untuk meraup pundi-pundi cuan. Bagaimana kisah suksesnya?
Untuk diketahui, street food adalah makanan yang biasa dimakan di luar hidangan utama atau kerap disebut cemilan. Melalui usaha street food ini, Happy Nurfitri pun semringah meraup cuan dengan menjual seblak kering maupun jajanan lainnya secara online maupun offline.
Ibu muda kelahiran Malang, 3 Maret 1995, ini menjadi salah satu penjual street food yang terkenal di Dusun Segaran, Desa Kendalpayak, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, dengan brand Happysnack31.
Awal Berdirinya Usaha Brand Happysnack31
Happy Nurfitri pun menceritakan awal mula dia membuka usaha dengan brand Happysnack31. Sebelum membuka usaha, dia kuliah di Jurusan Medis STT RRI Soekarno Hatta, Kota Malang. Sayangnya, 1,5 tahun berjalan dia tidak memiliki keinginan melanjutkan pendidikannya.
Dia justru memilih bekerja menjadi seorang admin di koperasi. Namun, tidak berselang lama dia resign karena seringnya berjualan makanan ringan di stand-stand bazar. Akhirnya ini momen dia beralih impian dengan menjadi pengusaha muda street food.
Usaha ini dia dirikan bersama sang suami bernama Muchlis usai menikah hanya bermodal Rp2 juta saja pada 2020. Dengan modal pas-pasan, ibu satu anak ini awalnya menjual berbagai macam jajanan, termasuk seblak kering.
“Saya ingat kali pertama berjualan seblak kering. Saya mengawali jualan dengan mengikuti stand-stand bazar,” katanya sambil tersenyum ramah saat ditemui pada Jumat (11/08/2023).
Untuk jualan seblaknya, dia menyediakan berbagai varian rasa. Mulai dari seblak bawang, macaroni, hingga seblak usus ayam pilihan dengan balutan tepung renyah dan bumbu pedas.
Uniknya, dia mengatakan, nama brand Happysnack31 ada angka 31 itu ada maknanya. Artinya, dia menjelaskan, angka itu menjadi tanggal kali pertama dirinya bertemu dengan sang suami.
“Angka itu menjadi pengingat saya kali pertama bertemu dengan sang suami. Jadi, kami mendirikan usaha street food ini agar selalu ingat usaha kami berdua,” katanya tampak malu-malu.
Jatuh Bangun Membangun Usaha Seblak
Tidak hanya menjual street food secara langsung, dia juga membuka peluang bagi para reseller maupun distributor untuk memasarkan produknya. Tentu saja, Happy yang menjadi supplier tangan pertamanya.
Seiring berjalannya waktu dengan hanya jualan seblak, ibu muda berusia 28 tahun ini mengatakan, produk street food yang dia jual makin berkembang dan beragam. Mulai dari seblak kering, pisang roll, pisang nugget, sate seafood, salad buah, kentang goreng, hingga aneka gorengan.
“Alhamdulillah, sekarang sudah ada beragam street food yang kami jual. Mulai dari seblak kering, pisang roll, pisang nugget, sate seafood, salad buah, kentang goreng, hingga aneka gorengan,” katanya.
Dia mengaku menjadi pengusaha street food memang sangat tidak mudah. Sebab, dia mengatakan, butuh effort lebih untuk bisa berjuang hingga sampai di titik ini.
“Kelihatannya mudah, tapi proses persiapannya membutuhkan waktu lama,” katanya.
Happy pun mengisahkan sempat jatuh bangun mendirikan usaha ini. Untuk pengusaha makanan, dia mengatakan, tantangannya banyak termasuk soal naik turunnya harga bahan yang dibutuhkan.
“Saya pernah jatuh bangun mengembangkan usaha ini. Di mana banderol harga produknya tetap sama, tapi bahan baku yang dibutuhkan harganya naik turun. Ya, namanya orang jualan pasti ada pasang surutnya,” katanya.
Tapi, kini usahanya berbuah manis. Produknya pun sudah merambah ke berbagai daerah, termasuk ke luar Pulau Jawa. Mulai dari Bangkalan Madura; Kapuas, Kalimantan Tengah; hingga Papua. Untuk luar pulau, dia hanya menjual seblak kering. Sebab, banyak kompetitornya yang menjual berbagai macam jajanan street food.
Untuk banderol harga street food, dia mematok harga yang bermacam-macam. Dia membanderol harga mulai Rp1.000 hingga Rp10.000. Sedangkan produk yang dikemas untuk dipasarkan ke berbagai daerah, dia mengirim sekitar 3.000 pcs per bulan.
Jam Operasional Usaha
Agar usahanya makin berkembang, dia memasarkan produknya melalui media sosial berupa Facebook, WhatsApp, hingga Instagram. Bahkan, produknya pernah di-endorse salah satu selebgram terkenal di Kota Malang yaitu Mama Lela yaitu Dika Bj.
Sedangkan untuk omzet, dia tidak mau blak-blakan. Dia hanya mengatakan, omzetnya jutaan per bulan meski belum memiliki karyawan. Sebab, dia bisa meng-handle usaha ini bersama suaminya saja.
“Sebenarnya suami saya bekerja. Tapi, beliau membantu mengembangkan sebagian usaha ini. Misalnya membantu di pagi hari saat proses persiapan sebelum outlet ini dibuka mulai pukul 15.00. Jika jualannya belum habis, maka paling malam outlet ini saya tutup hingga pukul 20.00,” ujarnya.
Salah seorang pelanggan brand Happysnack31 bernama Erlincha Maulidya mengatakan, sangat menyukai jajanan ini karena rasanya enak dan lezat.
“Jajanan yang dijual Ibu Happy ini sangat enak dan lezat. Selain saya, banyak anak kecil hingga remaja yang berbondong-bondong membeli,” ujar Erlincha Maulidya.
Dia pun berharap usahanya semakin maju dan bisa membuka banyaknya cabang di berbagai daerah.
“Semoga usaha ini bisa makin berkembang dan bisa membuka banyak cabang di berbagai daerah,” tutupnya.
Writer: Salvadora Erik Presica (Magang)
Editor: Dwi Lindawati