Tugujatim.id – Researh Talk (Restalk) untuk kedua kalinya kembali diadakan oleh UKM Forces IPB dalam rangka menambah wawasan masyarakat di bidang riset dan edukasi, Minggu (23/6/2021) lalu. Restalk #2 saat ini mengusung tema “Covid-19, Vaksinasi, dan Perkembangan Keduanya” menghadirkan dr. Naufal Muharam Nurdin, S.Ked selaku pembicara.
Pada webinar RESTALK #2 dr.Naufal menjelaskan dengan detail apa itu Covid-19, bahayanya, pencegahannya dan mengapa setiap orang perlu melakukan vaksinasi. Tak hanya itu dr.Naufal juga menjelaskan bahwa vaksin dapat menyebabkan anafilaktik, semacam reaksi alergi. Oleh karena itu, setelah melakukan vaksinasi setiap orang diharuskan menunggu 30 menit untuk melihat reaksi alergi terlebih dahulu. Dan perlu diingat bahwa meskipun setiap orang sudah divaksin namun bukan berarti dia bebas dari penyakit.
“Adanya vaksin ini berfungsi untuk mencegah keparahan korban. Oleh karena itu, meski sudah menerima vaksin bukan berarti lepas dari protokol kesehatan” ujar dr. Naufal.
Tingginya peningkatan kasus Covid-19 setiap harinya menimbulkan berbagai keresahan bagi masyarakat, terutama terkait vaksinasi. Pada dasarnya imunitas tubuh seseorang dapat muncul secara alami, namun memang harus dirangsang.
Di masa awal menempelnya kuman, mungkin tubuh tidak terbiasa dan menyebabkan penyakit, namun semakin lama kekebalannya akan meningkat. Kuman dapat menyebabkan penyakit jika menempel pada reseptor. Namun, ketika kuman diikat antibodi maka kuman tidak bisa menempel pada reseptor sehingga tidak akan menimbulkan penyakit. Antibodi terbentuk dari adanya infeksi, dimana ia akan mengenali infeksi yang sama sehingga tubuh akan terbiasa dengan keadaan kuman.
Sama halnya seperti virus. Ketika virus menempel pada reseptor manusia, maka akan menimbulkan penyakit. Namun ketika tidak menempel pada reseptor meskipun ada di dalam tubuh manusia maka tidak akan menyebabkan penyakit.
Lantas akan muncul pertanyaan ‘Mengapa butuh vaksin kalau antibodi dapat terbentuk secara alami?’. Namun sayangnya meskipun muncul secara alami, tidak semua tubuh akan mendapatkannya secara cepat dan tepat. Oleh karena itu dibuatlah teknologi untuk mengatasi hal ini yaitu vaksin. Vaksin adalah suatu bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan terhadap suatu penyakit. Vaksin berguna menciptakan kekebalan terhadap suatu penyakit yang sangat spesifik.
Sebelum dan setelah pemaparan materi dr.Naufal membagikan link survei yang berisi pertanyaan ‘Apakah anda siap divaksin’. Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa sebelum pemaparan jumlah peserta yang yakin divaksin hanya sekitar 40%, sedangkan selesai pemaparan materi 100% peserta yakin untuk melakukan vaksinasi. Selain itu, pada survei tersebut beberapa peserta sempat meragukan vaksin sendiri, terutama dari segi keamanannya.
Dan di akhir acara, dr. Naufal menyebutkan bahwa vaksin itu sebenarnya aman dan sudah melalui berbagai tahap pengawasan, namun beberapa orang penderita imunoefisiensi perlu memperhatikan berbagai hal lainnya. Saat ini yang terpenting adalah kita harus tetap mematuhi protokol kesehatan yang telah ditentukan, baik kita sudah divaksin ataupun belum. Hal tersebut bertujuan agar kita sama-sama saling melindungi dan terhindar dari virus Covid-19.
Padahal saat ini di Indonesia seperti yang kita tau masih banyak masyarakat yang abai dengan protokol kesehatan dan masih banyak yang menganggap bahwa vaksin merupakan sebuah konspirasi. Bahkan data dari Survei Indikator Politik menunjukkan bahwa 1 dari 5 orang Indonesia percaya bahwa Covid-19 hanya kebohongan belaka. Namun satu hal yang harus kita yakini bersama yaitu mengakhiri pandemi ini hanya bisa dilakukan bersama-sama dan harus ada sinergi antara semua pihak.
Penulis: Mega Ainun Ayu W, member Pondok Inspirasi