PASURUAN, Tugujatim.id – Sebanyak 10 hektare lebih kawasan hutan dan lahan di wilayah Jawa Timur hangus terbakar sejak awal 2023. Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah menetapkan status darurat kebakaran hutan dan lahan serta kekeringan.
Berdasarkan data BPBD Pemprov Jatim, total sekitar 10.681,23 hektare luasan terdampak karhutla selama Januari-7 September 2023. Di mana 5.585,23 hektare hutan dan lahan hangus terbakar di luar kawasan Tahura R. Soerjo.
Sementara kebakaran di kawasan Gunung Arjuno dan wilayah Tahura R. Soerjo mencapai 4.796 hektare.
“Total ada 16 kota dan kabupaten di Jawa Timur yang mengalami karhutla,” ujar Sekda Pemprov Jatim Adhy Karyonodi di posko utama penanganan karhutla Arjuno, tepatnya di Kaliandra, Kecamatan Prigen, Jumat (08/09/2023).
Adhy menjelaskan, sebanyak 106 kali karhutla di luar Tahura R. Soerjo terjadi di belasan kota dan kabupaten selama 9 bulan terakhir. Karhutla paling sering terjadi di Kabupaten Ponorogo sebanyak 22 kali. Sementara dampak luasan lahan terdampak karhutla terbanyak berada di Kabupaten Malang seluas 5.165 hektare.
“Paling banyak jumlahnya terjadi di Kabupaten Ponorogo, tapi kecil-kecil kebakarannya. Kalau terdampak paling luas di Kabupaten Malang,” ungkapnya.
Pemprov Jawa Timur pun telah menetapkan status tanggap darurat karhutla dan kekeringan sejak 17 Mei 2023. Status tanggap darurat ini juga ditetapkan oleh pemerintah daerah di 20 kota dan kabupaten di Jawa Timur.
Sementara itu, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyebut bahwa kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Indonesia mayoritas tidak terlepas dari campur tangan manusia. Di samping itu juga diperparah dengan kondisi cuaca panas dan kemarau panjang dampak dari fenomena El Nino.
“Analisa secara umum, memang kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Indonesia akibat ulah manusia yang kurang disiplin, kurang tertib, atau melanggar aturan,” ujarnya.
Writer: Laoh Mahfud
Editor: Dwi Lindawati