MALANG, Tugujatim.id – Museum Musik Indonesia (MMI) beberapa minggu lalu mengadakan survei kepada 400 anak-anak di Malang berusia SD dan SMP di gelaran Car Free Day (CFD). Mereka bertanya seberapa kenal tentang lagu daerah.
Hasil survei cukup mencengangkan. Ketua MMI Ratna Sakti Wulandari mengatakan, ratusan anak-anak di Malang hampir 100 persen tidak mengenal lagu daerah.
“Mereka banyak yang tidak mengenal lagu-lagu daerah. Ada yang menjawab tahu, tapi tidak tahu. Lalu ada yang menjawab tidak tahu sama sekali. Mereka lebih suka lagu Korea atau K-Pop dan lagu barat,” ungkap Ratna, Rabu (16/08/2023).
Senada dengan Ratna, Humas MMI Abdul Malik mengatakan, peran media sosial yang ada saat ini sangat memengaruhi perkembangan anak-anak. Lagu-lagu yang dihadirkan di platform media sosial yang memuat konten musik Korea dan juga lagu barat sering kali berisi tentang percintaan yang notabene khusus untuk orang dewasa.
Untuk diketahui, Museum Musik Indonesia merupakan lembaga yang didirikan dan memiliki tugas untuk mengedukasi dan memberi wawasan serta tanggung jawab menjaga lagu-lagu daerah agar tidak punah.
Kondisi ini tentu menjadi hadiah “pahit” bagi Kemerdekaan Indonesia yang kini sudah memasuki usia 78 tahun.
“Di TikTok banyak lagu, tapi bukan lagu daerah. PR kami ya memasukkan itu (lagu daerah) ke TikTok biar banyak orang yang tahu,” ungkap Abdul Malik.
Merujuk pada hasil survei yang telah dilakukan itu, menurut Abdul Malik, anak-anak saat ini tengah berada di zona merah alias memprihatinkan.
“Nasionalisme anak-anak saat ini di lampu merah. Kami ingin ngajak sekolah-sekolah untuk memasifkan lagu-lagu daerah. Karena lagu daerah juga merupakan budaya bangsa yang harus kita lestarikan,” ujar Abdul Malik.
Writer: Yona Arianto
Editor: Dwi Lindawati