PADANG, Tugujatim.id – Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Andalas Padang, Sumatera Batat Dr. Elva Ronaning Roem, M. Si, menegaskan agar sukses menjadi penyiar yang multi talenta sehingga disenangi pendengarnya, harus punya kemampuan dan keterampilan. Karena modal yang dibutuhkan tidak hanya pandai bicara saja, namun ada modal yang mesti dimiliki secara mendasar oleh penyiar.
Ona panggilan akrab Elva Ronaning Roem menyampaikan hal itu pada kegiatan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sumatera Barat bertajuk Pelatihan SDM Penyiaran Radio se-Sumatera Barat pada Senin, (20/9/2021) lalu dengan tema “Menjadi Penyiar Kreatif di Era Digital”. Dia hadir sebagai salah satu narasumber akademisi di bidang jurnalistik.
Modal itu, lanjut Ona, antara lain pertama “Announching Skill” yakni kemampuan dalam berbicara dan menyampaikan berita/informasi secara jelas dan tentunya menarik untuk pendengar dengan artikulasi dan intonasi yg jelas.
Kedua “Writing Skill” yakni bisa menyajikan siaran dalam kaidah jurnalistik untuk menyusun naskah siaran. Karena penyiar harus bisa mencari, mengumpulkan, mengolah kemudian menyebarluaskan berita kepada para pendengarnya.
Ketiga, tambah ibu tiga putri itu, “Operating Skill”, yakni kemampuan penyiar mengoperasikan alat-alat siar, seperti komputer, perangkat lunak untuk pemutaran playlist, dan kontrol audio. Dalam hal ini penyiar tidak harus mahir, namun setidaknya harus bisa menggunakannya.
“Terakhir yang keempat biasa disebut “Musical touch”, yakni kemampuan seorang penyiar menata musik menjadi deretan lagu yang indah, memberi hiburan sehingga bisa menyentuh emosi para pendengar karena selera musik setiap orang berbeda,” terang Ona.
Penyiar Elemen Penting
Menurut perempuan yang berasal dari Pekanbaru, Riau itu, penyiar termasuk salah satu elemen penting dalam sebuah radio. Penyiar (announcer) adalah orang yang bertugas membawakan atau memandu acara di radio, misalnya acara berita, pemutaran lagu pilihan, talk show, dan sebagainya.
Dalam praktik siaran tersebut komunikasi merupakan salah satu hal yang harus dikuasai oleh seorang penyiar, karena dalam tugasnya, penyiar radio adalah orang yang mampu mengomunikasikan gagasan, konsep, dan ide, serta bertugas membawakan atau menyiarkan suatu program acara di radio.
Saat ini ungkap Ona pemilik atau pengelola radio harus punya kreativitas dalam memajukan bisnis radionya, terutama membuat strategi-strategi komunikasi yang brilian. Itu sangat penting karena pengelolaan radio harus bersaing dengan digital.
Dia juga menegaskan bahwa brand radio itu adalah penyiar. “Seorang Penyiar adalah branding dari radionya, keren atau tidaknya radio, menarik atau nggaknya radio terletak pada penyiar”.
Setiap penyiar radio pasti memiliki strategi tersendiri yang menjadi ciri khas dan termasuk dalam pembentukan personal branding. Hal itu yang menentukan dia disukai atau tidak oleh pendengarnya.
“Personal branding merupakan proses di mana individu dipandang sebagai sebuah brand oleh sasaran pasarnya. Dengan tujuan untuk menarik lebih banyak klien yang aktif membentuk persepsi publik. Dalam hal ini seorang penyiar radio harus mampu menunjukkan personal branding dengan identitas pribadi yang dimilikinya. Ia harus mampu menciptakan sebuah respon emosional terhadap orang lain mengenai kualitas dan nilai yang dimiliki orang tersebut, baik dalam menyampaikan pesan informasi maupun berita dalam bersiaran,” pungkas Ona.
Pelatihan ini juga menghadirkan narasumber lainnya yakni dua Komisioner KPID Sumbar Robert Cenedy dan Ardian yang juga dosen Ilmu Komunikasi dan Broadcasting.