BANYUWANGI, Tugujatim.id – Ketiadaan pengolahan sampah organik di SDN 7 Sumberagung, Banyuwangi, membuat mahasiswa Fakultas Psikologi UM tergerak untuk menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyarakat pada Sabtu (30/9/2023).
Adalah Avinda Mutiara Ramadhani, mahasiswa semester 7 yang berinisiatif untuk mengajak siswa SD untuk mengolah sampah menjadi pupuk kompos sejak dini.
Inisiatif Avinda bermula dari kondisi sampah yang ada di SDN 7 Sumberagung memang dijadikan satu. Antara sampah organik dan non organik. Hal ini pun menimbulkan bau tidak sedap dan menumpuk berhari-hari.
“Melihat kondisi tersebut, saya memiliki motivasi untuk menyediakan 2 tempat sampah organik dan anorganik untuk mempermudah anak-anak membuang sesuai jenisnya. Kemudian setelah itu, sampah yang dipisahkan dapat diolah dengan mudah menjadi pupuk kompos yang lebih bermanfaat,” katanya.
Diikuti oleh 45 siswa dari kelas 4, 5, dan 6, kegiatan dibuka dengan pembukaan oleh kepala SDN 7 Sumberagung. Kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi cara mengolah sampah menjadi pupuk kompos.
Dalam materinya, mahasiswa semester 7 ini menjelaskan bagaimana cara mengimplementasikan pemilahan sampah dan cara mengolahnya menjadi kompos. Tidak cukup sampai di situ, usai jeda, siswa diajak untuk mempraktikkan langsung cara memilah dan mengolah sampah.
“Jadi setelah anak-anak diberikan materi tentang pentingnya memilah sampah, mereka disuruh mempraktikkan dengan mengambil sampah yang ada di aula kemudian disuruh membuang sesuai dengan jenisnya,” jelas Avinda.
Dia kemudian mengajak anak-anak tersebut untuk mengolah sampah organik yang sudah dipisahkan menjadi pupuk kompos yang dicampur dengan pupuk kandang.
Dengan arahan dari dosen pembimbingnya Faliha Muthmainah SPsi SPdI MSi, Avinda mengaku bahwa kegiatan pengabdian masyarakat yang juga jadi bagian dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) ini sengaja menyasar anak usia sekolah dasar demi memberi edukasi lingkungan sejak dini.
“Materi ini sebenarnya yang sangat ringan, tapi sering diabaikan oleh anak-anak. Selain pemaparan materi, anak-anak juga diajarkan untuk praktik langsung,” sebutnya.
Menurut Avinda, para siswa SDN 7 Sumberagung itu tampak sangat bersemangat saat diajak untuk memilah dan mengolah sampah.
“Tidak hanya penyampaian materi, tapi juga praktik langsung. Ketika praktik membuat pupuk kompos, mereka sangat bersemangat karena merupakan pengalaman pertama mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos,” imbuhnya.
Dengan terlaksananya kegiatan pengabdian masyarakat ini, Avinda berharap anak-anak sebagai generasi penerus bisa menyadari pentingnya menjaga lingkungan sedari usai dini.
“Meski simpel tapi kebiasaan kecil tersebut harus dibentuk untuk meningkatkan kepedulian terhadap kebersihan lingkungan. Selain itu, anak-anak juga lebih memahami bahwa setelah dipilah akan lebih memudahkan dalam proses pengolahan sampah organik,” ujarnya.
Writer: Imam A. Hanifah
Editor: Dwi Lindawati