Tugujatim.id – Prajogo Pangestu, lahir dengan nama Phang Djoen Phen pada 13 Mei 1944 di Bengkayang, Kalimantan Barat, adalah seorang pengusaha sukses yang dikenal luas di Indonesia. Perjalanan hidupnya yang inspiratif membawa dia dari seorang sopir angkot hingga menjadi orang terkaya di Indonesia.
Awal Kehidupan dan Karier
Berasal dari keluarga Tionghoa Hakka, Prajogo mengenyam pendidikan di sekolah Tionghoa di Indonesia sebelum pindah ke Jakarta pada tahun 1965. Di ibu kota, ia memulai kariernya dengan bekerja di perusahaan kayu milik Burhan Uray, Djajanti Group, pada tahun 1970. Berkat dedikasi dan kerja kerasnya, ia diangkat sebagai General Manager PT Nusantara pada tahun 1976. Namun, hasratnya untuk mandiri mendorongnya keluar dari perusahaan tersebut pada tahun 1977 untuk memulai usahanya sendiri.
Mendirikan Barito Pacific
Pada akhir 1970-an, tepatnya tahun 1979, Prajogo mendirikan Barito Pacific Timber. Perusahaan ini dengan cepat berkembang dan menjadi produsen kayu terbesar di Bursa Efek Jakarta pada tahun 1993. Seiring berjalannya waktu, Prajogo menyadari pentingnya diversifikasi bisnis. Pada tahun 2007, ia mengubah nama perusahaannya menjadi Barito Pacific, mencerminkan ekspansi bisnisnya ke sektor petrokimia, energi, dan sumber daya alam lainnya.
Baca Juga : Dongeng Sunda Sarung Sakti kisah yang Mengejutkan dengan Pesan Moral Mendalam!
Ekspansi ke Sektor Petrokimia dan Energi
Langkah strategis Prajogo dalam diversifikasi bisnis terlihat jelas ketika Barito Pacific mengakuisisi 70% saham perusahaan petrokimia Chandra Asri pada tahun 2007. Empat tahun kemudian, pada 2011, Chandra Asri bergabung dengan Tri Polyta Indonesia, membentuk salah satu produsen petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia. Kemitraan strategis juga dijalin dengan produsen ban asal Prancis, Michelin, pada tahun 2015 untuk mendirikan pabrik karet sintetis di Indonesia.
Tidak berhenti di situ, Barito Pacific juga merambah sektor energi terbarukan melalui Barito Renewables Energy, yang mengendalikan Star Energy, salah satu perusahaan panas bumi terbesar di dunia. Pada tahun 2022, melalui perusahaan swasta berbasis di Singapura, Green Era, yang dikendalikan oleh Prajogo, keluarga Pangestu membeli 33,33% saham Star Energy dari BCPG Thailand senilai USD440 juta, memberikan kendali penuh atas Star Energy kepada Prajogo.
Pencapaian di Pasar Modal
Tahun 2023 menjadi momen penting bagi Prajogo dengan membawa dua perusahaannya, Petrindo Jaya Kreasi dan Barito Renewables Energy, melantai di bursa saham. Langkah ini semakin memperkokoh posisi grup usahanya di sektor energi konvensional dan terbarukan. Petrindo Jaya Kreasi berfokus pada pertambangan batubara, sementara Barito Renewables Energy mengelola portofolio energi terbarukan, termasuk panas bumi.
Kekayaan dan Pengakuan
Kesuksesan bisnis yang diraih Prajogo tercermin dalam peningkatan signifikan kekayaannya. Pada Januari 2025, Forbes mencatat kekayaan bersihnya mencapai USD46,5 miliar atau sekitar Rp752 triliun, menempatkannya sebagai orang terkaya di Indonesia dan peringkat ke-31 dalam daftar miliarder dunia. Sumber kekayaannya yang beragam mencakup sektor petrokimia, energi, dan investasi yang dibangunnya dari nol.
Baca Juga : 3 Dongeng Sunda Pendek yang Sarat Hikmah, Nomor 2 Paling Menginspirasi!
Kehidupan Pribadi dan Filantropi
Di balik kesuksesannya, Prajogo dikenal sebagai sosok yang rendah hati dan dermawan. Ia tinggal di Jakarta bersama keluarganya, telah menikah, dan dikaruniai tiga anak. Selain fokus pada bisnis, ia juga aktif dalam berbagai kegiatan filantropi, menunjukkan komitmennya untuk memberikan kembali kepada masyarakat.
Perjalanan hidup Prajogo Pangestu adalah bukti nyata bahwa dengan kerja keras, dedikasi, dan visi yang jelas, seseorang dapat mencapai kesuksesan luar biasa. Dari seorang sopir angkot hingga menjadi konglomerat terkemuka, kisahnya menginspirasi banyak orang untuk tidak pernah berhenti bermimpi dan berusaha.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Writer: Ilmi Habibi Rahmatullah