SURABAYA, Tugujatim.id – Kerapnya berita hoaks di era digital belakangan ini sangat meresahkan kita semua. Banyak oknum tak bertanggung jawab mengambil keuntungan dari berita bohong tersebut. Problem inilah yang menjadi alasan siswa SMKN 1 Surabaya membuat aplikasi yang dapat mendeteksi berita hoaks.
Aplikasi tersebut diberi nama Mriksohoax. Diciptakan oleh lima siswa SMKN 1 Surabaya, di antaranya Steven Alexander Mcgaw, Arya Rizky Tri Putra, Muhammad Bilal, Tutur Nugroho, dan Dwi Nurgedianti. Menariknya, aplikasi tersebut diyakini dapat mendeteksi berita hoaks hingga 90 persen.
“Akurasi dari machine learning ini cukup tinggi, yaitu 90 persen,” ujar Steven dalam gelaran Showcase Jatim AI Summit 2021 yang diselenggarakan secara daring sebagaimana dikutip Basra partner Tugujatim.id, Jumat (19/11/2021).
Berita yang ingin dideteksi hoaks atau tidak tinggal dicopy paste ke dalam sistem tersebut. Maka, hasilnya akan keluar. Namun demikian, aplikasi ini masih memiliki beberapa kelemahan. Misalnya, hanya bisa mendeteksi artikel itupun berbahasa inggris. Juga, belum bisa mendeteksi gambar atau video.
“Artikelnya juga masih dalam bahasa Inggris yang bisa dideteksi dan harus panjang terdiri dari beberapa paragraf. Kalau mendeteksi artikel berbahasa Indonesia masih belum bisa,” jelasnya.
Atas keunikannya tersebyt, Mriksohoax merupakan satu dari 18 project karya siswa SMA/SMK di Jawa Timur yang lolos dalam program Jatim AI Summit 2021 yang diselenggarakan Sustainable Living Lab (SL2) Indonesia menggandeng Indonesia AI Society (IAIS) Jatim dan Junior Chamber International (JCI) East Java.
“Kami menginisiasi program untuk meningkatkan kapasitas talenta Artificial Intelligence (AI) di Indonesia. Program ini khusus bagi siswa usia 14-19 tahun dan diluncurkan di Kota Medan, Jogyakarta, serta Surabaya,” kata Country Director SL2 Indonesia Antony Simon.
Dijelaskan Simon, Indonesia merupakan salah satu negara dengan peringkat tertinggi di ASEAN dalam adopsi AI, diikuti dengan Thailand di peringkat ke-2. Tingkat adopsi ini sudah mencapai 24,6 persen untuk Indonesia dan diproyeksikan akan terus meningkat di tahun-tahun mendatang. Artinya, kedepannya akan ada banyak demand dari sisi industri untuk SDM yang memiliki kompetensi AI.
Antony lantas mengatakan hal tersebut yang menjadi alasan Intel dan SL2 Indonesia berkolaborasi dengan JCI East Java dan IAIS Jawa Timur untuk gencar memperkenalkan AI kepada para para pelajar di Surabaya pada khususnya dan Jawa Timur pada umumnya.
“Kunci utama yang dibutuhkan dalam menghasilkan suatu inovasi AI bukan hanya tentang penguasaan teknologi semata, melainkan juga sensitifitas terhadap permasalahan yang sedang terjadi dan berkembang di masyarakat,” imbuhnya.
Jatim AI Summit 2021 ini diikuti 16 sekolah jenjang SMA/SMK dengan 105 peserta dan 18 project.
Sumber berita: Basra