Selasa, Januari 19, 2021
Tugujatim.id
Advertisement
  • Home
  • News
  • Featured
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Wisata
  • Budaya
  • Entertainment
  • Pilihan Redaksi
  • Olahraga
  • Tugu TV
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Featured
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Wisata
  • Budaya
  • Entertainment
  • Pilihan Redaksi
  • Olahraga
  • Tugu TV
No Result
View All Result
Tugujatim.id
No Result
View All Result
Home News

Awas, Wilayah-wilayah di Malang Ini Rawan Angin Puting Beliung

Redaksi Penulis Redaksi
Agustus 27, 2020
in News
awan angin puting beliung

Ilustrasi awan yang ditakutkan menyebabkan angin puting beliung. (Foto: Pixabay)

Share on FacebookShare on TwitterShare Whatsapp

MALANG – Anomali cuaca di Kabupaten Malang rupanya memiliki dampak yang mengkhawatirkan. Pasalnya, anomali ini dibawa awan-awan kumulonimbus yang bisa menyebabkan angin kencang bahkan angin puting beliung.

“Dari pemantauan kami pada Minggu, 16 Agustus 2020, memang dari citra satelit atau radar cuaca bahwa ada awan kumulunimbus yang berpotensi menyebabkan hujan lebat yang disertai angin kencang atau puting beliung,” ujar Retno Wulandari selaku Prakirawan Stasiun Klimatologi BMKG Karangploso, Kabupaten Malang pada Selasa (18/08/2020).

Retno mengungkapkan jika wilayah Malang Utara dan Malang Barat memiliki potensi paling membahayakan.

“Memang dari citra arahnya dari Karangploso kemudian ke arah barat lagi,” terangnya.

“Dari pantauan pengamatan cuaca di Kantor Stasiun Klimatologi Malang bahwa terpantau kecepatan angin mencapai 59,4 Km per jam. Sehingga ini memang sudah masuk kategori angin kencang,” imbuhnya.

Wanita berhijab ini lalu menerangkan perbedaan antara kedua angin tersebut.

“Kalau angin puting beliung itu tracknya memutar dan durasinya singkat hanya hitungan menit saja. Kalau angin kencang durasinya bisa lebih lama,” paparnya.

“Tetapi secara dampak sama-sama membuat kerusakan, dan sama-sama disebabkan awan kumulu nimbus,” sambungnya.

Sulit Diprediksi

Selain itu, menurutnya, dua angin tersebut juga sulit diprediksi kapan bakal terjadi.

“Lalu untuk memprediksi apakah akan terjadi angin kencang atau puting beliung itu sulit. Karena kejadiannya lokal dan pertumbuhan awan kumulu nimbus ini cepat,” bebernya.

Ditambah kondisi orografi atau topografi di Malang Raya yang bergunung-gunung juga berpengaruh pada terbentuknya awan kumulonimbus karena kelembapan udara yang cukup tinggi.

“Kemudian adanya pemanasan dari radiasi matahari yang cukup tinggi, ditambah kondisi topografi membuat awan ini bisa cepat berkembang,” jelasnya.

Retno mengungkapkan jika ketika awan mencapai tingkat kematangan tertentu akan menyebabkan angin kencang atau angin kumulonimbus yang disertai hujan lebat.

“Angin puting beliung ini memang sudah untuk diprediksi, paling kita hanya bisa memantau satu jam atau setengah jam sebelum kejadian itu. Itupun tidak semua awan kumulu nimbus menyebabkan puting beliung atau angin kencang,” ucapnya.

Terakhir, ia mengatakan jika sebenarnya kedua bencana angin tersebut biasanya tidak terjadi di bulan Agustus.

“Angin rancang atau puting beliung ini sebenarnya tejadi di peralihan dari musim kemarau ke musim hujan, di pertengahan musim hujan atau dari musim hujan ke kemarau,” tutupnya.

 

Reporter: Rizal Adhi Pratama
Editor: Gigih Mazda

Tags: angin puting beliungBencanabencana alamBMKGcuacaKabupaten MalangKota MalangMalangMalang Raya
Previous Post

UM Tilik Potensi Wisata Desa di Jember Lewat Pengembangan Website

Next Post

Banyak Diincar Calon Mahasiswa, Ini Kampus Terbaik di Klaster 1 dan 2 Jawa Timur

Next Post
kampus UM

Banyak Diincar Calon Mahasiswa, Ini Kampus Terbaik di Klaster 1 dan 2 Jawa Timur

  • Trending
  • Comments
  • Latest
kampus UM

Banyak Diincar Calon Mahasiswa, Ini Kampus Terbaik di Klaster 1 dan 2 Jawa Timur

Agustus 27, 2020
Polisi amankan barang bukti motor Pelaku Pembacokan di Malang: Teman Dekat Sekaligus Tetangga

Pelaku Pembacokan di Malang: Teman Dekat Sekaligus Tetangga

November 19, 2020
one piece 991 one piece volume 97

Spoiler One Piece 991: Jack Tumbang, Kinemon Tebas Napas Api Kaido

Oktober 15, 2020
Mencari Corona Lewat Puisi Marhalim Zaini

Mencari Corona Lewat Puisi Marhalim Zaini

Agustus 27, 2020
biduan kena tipu

Modus Investasi Tembakau, Biduan Asal Malang Kena Tipu Rp 350 Juta

5
Kondisi pengungsian akibat erupsi Gunung Semeru. (Foto: BEN/Tugu Jatim)

Dua Desa di Lumajang Bertahan di Pengungsian Pasca-Erupsi Gunung Semeru

4
ilustrasi obesitas

Awas, Obesitas Tingkatkan Risiko Kematian COVID-19 hingga 48 Persen

4
senjata api

Polisi Bekuk Sindikat Senjata Api di Malang, Sita Belasan Pucuk Pistol

3
Plengsengan yang ambrol di Perumahan Griya Sulfat Inside, Kelurahan Bunulrejo, Kecamatan Blimbing, Kota Malang. (Foto: Azmy/Tugu Jatim)

Plengsengan Ambrol, 1 Orang Penghuni Perumahan Bunulrejo Hilang

Januari 18, 2021
Alat screening Covid-19 bernama i-nose c-19. (Foto:Humas ITS Surabaya/Tugu Jatim)

Pelaku Curanmor di Bojonegoro Ditangkap, Berikut Kronologinya

Januari 18, 2021
Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak (dua dari kiri) memperlihatkan alat penemuan pendeteksi Covid-19 yang dibuat oleh Prof Riyan (dua dari kanan). (Foto: Humas ITS Surabaya/Tugu Jatim)

Guru Besar ITS Surabaya Temukan Alat Screening Covid-19 Pertama di Dunia melalui Bau Keringat Ketiak

Januari 18, 2021
Kambing yang tewas diduga dimangsa oleh kawanan anjing liar. (Foto: Moch Abdurrochim/Tugu Jatim)

Kepolisian Rencanakan Tangkap Kawanan Anjing Liar yang Mangsa Kambing Warga di Tuban

Januari 18, 2021
Tugujatim.id

© 2019 - IT TUGUJATIM.

Pilihan Kami

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Info Kerjasama

Ikuti Kami

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Featured
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Wisata
  • Budaya
  • Entertainment
  • Pilihan Redaksi
  • Olahraga
  • Tugu TV

© 2019 - IT TUGUJATIM.

Go to mobile version
We would like to show you notifications for the latest news and updates.
Dismiss
Allow Notifications