BATU, Tugujatim.id – Progres pembangunan megaproyek Pasar Induk Among Tani atau dulu dikenal dengan Pasar Besar Kota Batu kian terlihat. Pembangunan pasar ini telah dikerjakan sejak 9 Februari 2022 lalu. Hingga kini megaproyek dari Kementerian PUPR senilai Rp 152, 721 miliar ini terus berlangsung pada tahap 11,18 persen.
Pemerintah Kota Batu optimistis pengerjaan revitalisasi itu akan rampung dalam waktu 12 bulan, dari target semula 16 bulan. Progres yang cepat ini banyak pihak mulai penasaran bagaimana wajah baru pasar yang nanti akan dinamakan Pasar Induk Among Tani itu.
Belum lama ini, desain tampilan baru Pasar Induk Kota Batu dari Kementerian PUPR beredar. Sekilas tampilannya terlihat lebih modern dan rapi. Basuki Hadimuljono, Menteri PUPR, menuturkan komitmen pembangunan pasar ini menjadi bangunan yang aman, nyaman, bersih, tertata, dan lebih estetis (tidak kumuh).
“Diharapkan, infrastruktur pasar yang berkualitas dapat dirasakan langsung manfaatnya, terutama menjamin distribusi bahan pokok dan turut menggerakan sektor riil atau UMKM yang merata hingga pelosok desa di seluruh Indonesia,” kata Basuki dalam keterangan tertulisnya.
Pasar ini dibangun di atas lahan seluas 39.548 meter persegi dengan total luas bangunan 35.077 meter persegi. Rencana, tampilan pasar dibangun setinggi tiga lantai yang dibagi seusai zonasinya. Lantai 1 untuk zona basah, lantai 2 sebagai zona kering dan lantai 3 sebagai zona makanan dan kuliner.
Kedepannya, pembangunan pasar induk ini juga akan mengacu pada Peraturan Menteri PUPR No. 2 Tahun 2015 tentang bangunan gedung hijau atau ramah lingkungan. Nanti, dalam operasionalnya akan mengutamakan efisiensi listrik, air sehingga bangunan dipercaya aman, nyaman, sehat hingga ramah perempuan, anak dan difabel.
Pengerjaan megaproyek dengan sumber dana dari APBN senilai Rp 151 miliar ini ditangani PT Sasmito selaku rekanan pemenang tender. Konsep dari pasar ini nanti akan tetap jadi pasar tradisional, namun juga bisa jadi jujugan wisatawan karena akan mengusung konsep green building, dan juga ramah anak hingga ramah difabel.
Sementara itu, Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko bersyukur karena progres revitalisasi mendapat sinyal positif rampung dari jadwal yang ditentukan. Sesuai kontrak, masa kerja pengerjaan proyek selama 16 bulan ini diharapkan bisa rampung dalam waktu 12 bulan saja.
“Alhamdulillah pas kebetulan lewa, saya melihat bangunannya sudah tinggi. Ternyata memang progresnya sudah melebihi target,” ujar Dewanti atau akrab disapa Budhe itu.
Melihat impresi mengesankan tersebut, Budhe berharap pembangunan bisa rampung dalam waktu 12 bulan, dari masa kontrak pembangunan selama 16 bulan. Sebab itu, dia memohon dukungan dari masyarakat, terutama pedagang.
“Mohon doanya warga Batu, khususnya pedagang pasar. Mudah mudahan kontrak 16 bulan menjadi 12 bulan, supaya pedagang cepat balik ke tempatnya dari pasar relokasi, mohon doanya,” harap Wali Kota.
Ditanya terkait kendala pembangunan sejauh ini, Budhe tegas menjawab lancar-lancar saja. Kata dia, semua itu berkat jalinan komunikasi baik antar pihak rekanan, pedagang dan pemerintah berjalan baik.
“Semua paham dan berjalan dengan baik, sama sama punya satu tujuan yang sama, membuat tempat pedagang yang bagus. Pembeli yang datang nyaman, dan bukan hanya orang Batu, Bahkan wisatawan,” pungkasnya.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim