MALANG, Tugujatim.id – Universitas Negeri Malang (UM) melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) menyalurkan bantuan berupa uang tunai sebesar Rp 100 juta untuk para warga yang terdampak erupsi Gunung Semeru. Bantuan dari UM ini disalurkan secara simbolis kepada Baznas Kabupaten Lumajang, Kamis (20/01/2022).
Dalam penyaluran tersebut, hadir Sekretaris LP2M sekaligus Ketua Unit Pengumpul Zakat (UPZ) UM Dr Ahmad Munjin Nasih MAg, Sub Koordinator Sub Bagian Program LP2M Yusniawati SPd; serta Wakil Ketua 1 Bidang Pengumpulan Baznas Kabupaten Lumajang H.M. Khoyum.
Munjin menyampaikan, LP2M merupakan unit yang bertugas mengoordinasi kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Apalagi di LP2M juga terdapat pusat kebencanaan, mitigasi, dan lingkungan.
“Untuk itu, LP2M ditugasi pimpinan UM untuk menyampaikan donasi UM Peduli kepada Pemerintah Daerah Lumajang melalui Baznas Kabupaten Lumajang,” ujarnya.
Munjin melanjutkan, donasi tersebut merupakan wujud kepedulian perguruan tinggi kepada korban terdampak erupsi Gunung Semeru.
“Ini juga bukti bahwa UM aktif dalam kegiatan kemanusiaan,” jelasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua 1 Bidang Pengumpulan Baznas Kabupaten Lumajang H.M. Khoyum mengapresiasi UM yang turut berkontribusi membantu warga terdampak erupsi Gunung Semeru. Menurut dia, bantuan berupa donasi uang memang hingga saat ini memang ditangani oleh Baznas Kabupaten Lumajang dan sudah terkumpul sebanyak Rp 37,2 miliar. Sementara untuk logistik diarahkan ke Pemerintah Kabupaten Lumajang.
“Baznas Kabupaten Lumajang diserahi rekening dan diberi tanggung jawab untuk menerima donasi berupa uang. Nantinya bantuan ini diperuntukkan untuk pembangunan huntara (huntara) bagi pengungsi,” imbuh dia.
Untuk diketahui, saat ini terdapat hampir 10 ribu pengungsi yang menyebar di Kabupaten Lumajang. Perhutani telah menyiapkan 81 hektare lahan untuk pembangunan huntara. Di mana peletakan batu pertama telah dilakukan pada 14 Januari 2021 dan disaksikan wakil presiden dengan 1 prototype huntara.
“Harapannya, pembangunan ini paling tidak sebelum puasa, masyarakat sudah memasuki huntara, tidak lagi di pengungsian atau di rumah tetangga. Nanti akan dibangun sebanyak 25 ribu huntara tiap unit 10x 14 meter dengan biaya per unit sekitar hampir Rp 16 juta,” ujarnya. (ads)