London – Pemerintah Indonesia melalui Kedutaan Besar RI (KBRI) London, Inggris terus mengupayakan agar bahasa Indonesia menjadi bahasa Internasional. Tak hanya itu, survei KBRI London juga menyebut bahwa dari 159 responden dari Inggris Raya dan Irlandia Raya, sebanyak 66 persen minat meluangkan waktu untuk belajar bahasa Indonesia.
Salah satu cara mendorong bahasa Indonesia menjadi bahasa Internasional adalah dengan pengembangan kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA). Baik itu di dalam negeri maupun di luar negeri.
Baca Juga: 95 Kelurahan di Surabaya Bebas dari Cengkeraman Virus Corona
“Pembelajaran kegiatan BIPA di luar negeri merupakan salah satu bentuk diplomasi Indonesia dengan negara-negara sahabat,” terang Kuasa Usaha Ad-Interim RI London, Adam M. Tugio dilansir dari situs Kemlu.
Pemerintah telah merumuskan strategi guna mendukung pembelajaran BIPA diantaranya melalui upaya untuk meningkatkan jumlah pengajar BIPA di luar negeri, membina jaringan terstruktur bagi penyelenggara BIPA terakreditasi (JAGA BIPA), dan menyusun bahan ajar BIPA.
Diplomasi diawali dengan riset
Hartyo Harkomoyo, Counsellor Penerangan dan Sosial Budaya menyatakan agar strategi pembelajaran bahasa dapat diimplementasikan dengan baik, maka KBRI London mengawali dengan mengadakan riset. Pada September 2020, KBRI London melakukan survei pemetaan calon pemelajar bahasa Indonesia di Inggris Raya dan Republik Irlandia. Tercatat ada 159 entri dalam survei ini.
Survei yang dilakukan atas kerja sama dengan Dorothy Ferari, diaspora peneliti dari Universitas of London (SOAS), mengungkapkan bahwa mayoritas responden berusia dewasa (36% berusia antara 31-40 tahun dan 30% berusia 21-30 tahun) dan bekerja (74%).
Baca Juga: Cara Mengatasi Stres Berkepanjangan, Lakukan Hal-hal Berikut!
85% responden pernah mengunjungi Indonesia. Lebih dari setengahnya (59%) pernah tinggal di Indonesia atau mengunjungi Indonesia secara regular. Alasan utama mereka untuk mengunjungi Indonesia adalah mengunjungi keluarga atau berlibur. Oleh karena itu, tujuan utama mereka untuk belajar BIPA adalah untuk berlibur dan mengunjungi keluarga.
Hanya 37% dari responden yang mengetahui adanya kelas-kelas BIPA di Inggris Raya dan Republik Irlandia. Dua institusi penyedia pembelajaran BIPA yang paling dikenal adalah KBRI London dan School of Oriental and African Studies, University of London (SOAS). 80% dari responden mengaku bahwa saat ini mereka tidak sedang mempelajari BIPA. Hal ini dikarenakan jadwal kursus yang bentrok dengan jadwal calon pemelajar (29%), biaya kursus yang mahal (27%), dan ketidaktersediaan kursus di kota kediaman pemelajar (26%).
Memang, mayoritas kursus BIPA diadakan di London, seperti di KBRI London, SOAS, Royal Botanical Garden, Kew, dan Foreign Commonwealth & Development office (FCDO). Selain itu, KBRI London juga pernah mengadakan kelas ekstrakurikuler di dua sekolah di London yaitu Whitefield School dan St. Matthews C.E Primary School. Namun, KBRI London sebelumnya juga pernah menawarkan kelas BIPA tidak berbayar di University of Nottingham, di kota Bristol dan York.
Berdasarkan hasil survei, mayoritas responden (66%) menyatakan bersedia untuk meluangkan waktu setidaknya 1,5 jam tiap minggunya untuk mempelajari BIPA. Waktu yang menurut mereka paling ideal adalah pada hari Senin sampai Kamis, di malam hari, antara pukul 18:00 sampai pukul 21:00.
Selain mengumpulkan data melalui survei, dilakukan juga pengumpulan data melalui wawancara. Ada 10 orang dari responden survei yang diwawancara. Responden dipilih berdasarkan latar belakang mereka. Responden termuda yang diwawancara berusia lima tahun dan responden tertua berusia di atas 60 tahun.
Tinggi Minat Belajar Anak-anak dan Remaja Inggris
Dari hasil wawancara diketahui adanya minat kelas BIPA untuk anak-anak dan remaja. Selain itu peserta wawancara juga menekankan pentingnya silabus kursus yang menekankan pada kemampuan berbicara. Hal ini dikarenakan mereka mempunyai akses untuk mempelajari ketrampilan lainnya seperti membaca dan menyimak dengan menggunakan materi yang ada di situs web. Namun, mereka tidak memiliki banyak kesempatan untuk berlatih berbicara.
Hasil wawancara juga menunjukkan minat yang tinggi terhadap pembelajaran BIPA. Salah seorang peserta wawancara berkata “Bahasa Indonesia adalah bahasa yang sangat menarik. Secara prinsip, bahasa Indonesia adalah bahasa yang mudah untuk dipelajari. Oleh karena itu, saya pikir jika ada lebih banyak promosi tentang kursus bahasa Indonesia yang tersedia, orang-orang akan tertarik untuk mempelajarinya”. Peserta wawancara yang lain berkata “Indonesia sekarang sudah dilirik oleh negara-negara lain. Sekarang lebih banyak orang yang tahu tentang Indonesia, saya pikir alangkah bagusnya jika jumlah kursus bahasa Indonesia diperbanyak, tidak hanya terkotak di kota London saja”.
Program Belajar Digital Ala New Normal
“Memandang tingginya animo masyarakat terhadap pembelajaran BIPA, KBRI London bekerjasama dengan SOAS Language Centre memberikan kursus BIPA tdak berbayar kepada responden survei terpilih,” demikian disampaikan Hartyo Harkomoyo.
Selain itu, KBRI London juga memulai kelas daring bahasa Indonesia melalui akun YouTube KBRI London. Video singkat berdurasi sekitar delapan menit diunggah setiap hari Sabtu pukul 13:00. Pemelajar dapat mengakses video ini kapan saja dan di mana saja.
Namun, jika ingin berinteraksi dengan tutor, pemelajar dapat menuliskan pertanyaan di kolom komentar setiap hari Sabtu antara pukul 13:00 hingga pukul 14:00. Tutor akan siap untuk menjawab pertanyaan pemelajar pada waktu yang telah ditentukan.
Kelas daring ini sudah dimulai dari tanggal 3 Oktober 2020 lalu. Empat video untuk kelas pemula sudah diunggah.
Selanjutnya di bulan November 2020, KBRI London akan mengunggah materi video untuk kelas madya. Untuk kelas mahir, video akan diunggah pada akhir bulan November hingga Desember 2020.
Untuk mengikuti kelas daring ini, pemelajar bisa merujuk kepada laman YouTube KBRI London di: https://www.youtube.com/channel/UCz4pL68DU9S44PcvjlC6Lug/videos. Semua usaha-usaha ini adalah bentuk nyata dari kesungguhan KBRI London dalam mendukung upaya pemerintah menjadikan bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional. (KBRI London/gg)