Sejak pandemi virus corona, trend memelihara burung dan budi daya tanaman seolah semakin digandrungi masyarakat. Bahkan, kebiasaan yang tengah naik daun itu sempat alami lonjakan harga karena banyak dicari.
Namum siapa sangka, memelihara burung dan budi daya tanaman juga dapat memicu munculnya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), lantaran kurangnya kepedulian akan kebersihan lingkungan.
Baca Juga: Prekuel Game of Thrones Akan Rilis Tahun 2022, Fokus ke Cerita Keluarga Targaryen
Hal ini disampaikan oleh Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Malang, dr Husnul Muarif. Menurutnya, bukan tidak mungkin akan muncul jentik penyebab DBD karena kegiatan tersebut bersentuhan dengan air.
“Misalnya, yang pelihara hewan kayak burung itu tempat air minumnya diperhatikan. Yang lagi sibuk dengan tanaman-tanaman itu, bunga atau daunnya yang bisa menampung air terkadang juga kelewatan (kebersihannya), ini juga perlu diperhatikan,” imbau dia.
Hal ini juga seiring dengan datangnya musim penghujan. Sebab, pada musim tersebut, pertumbuhan nyamuk Aedes Aegypti semakin tinggi. Artinya, bukan tidak mungkin akan mudah terserang wabah ini, terutama saat ketahanan tubuh sedang lemah.
“Apalagi sudah masuk musim hujan, jadi masyarakat harus lebih waspada terhadap genangan-genangan air bersih yang tenang. Itu yang kadang juga kelewatan. Jangan sampai genangan itu jadi sarang nyamuk,” tegasnya.
Baca Juga: 15 Daftar Website Penyedia Vektor Gratis yang Super Keren
Sementara itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang mencatat hingga per bulan September 2020, penderita DBD kurang dari 200 kasus. Angka tersebut lebih menurun daripada kasus tahun sebelumnya.
“Dari jumlah itu alhamdulillah tidak ada yang meninggal dunia,” terangnya.
Rata-rata, rentan usia penderita DBD berusia 8-26 tahun. Meski demikian, Husnul menghimbau, agar masyarakat tetap harus memperhatikan kebersihan di rumah maupun di lingkungan. Terutama terhadap genangan air bersih. (fen/zya/gg)