Cara Komunikasi Mempertahankan Hubungan dengan Pasangan

Ilustrasi pasangan.
Ilustrasi pasangan. (Foto: Pinterest)

Oleh: Moh Amiruddin SPd MSi, Dosen IAI Al-Qolam

Tugujatim.id – Hubungan romantis suatu pasangan dibangun melalui proses komunikasi berkelanjutan menuju hubungan yang lebih intim. Di awali dengan pendekatan mengenali sikap dan kecocokan satu sama lain. Pendekatan tersebut dilakukan melalui tahapan pengenalan, evaluasi, aktivasi dan asosiasi untuk membentuk unit.

Sebuah hubungan yang didasarkan pada cinta dan komitmen bersama adalah langkah pertama menuju tahap pernikahan. Namun, orang-orang yang terlibat jarang berkultivasi untuk menjaga stabilitas kualitas hubungan, sehingga mudah terjadi konflik yang berujung pada putusnya hubungan.

Ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses komunikasi yang dilakukan oleh masing-masing pasangan suami istri dalam rangka mempertahankan hubungan. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif, pemodelan interpretatif dan teknik analisis data yang mengacu pada pendekatan fenomenologis.

Ini menunjukkan bahwa tidak semua pasangan melalui semua tahapan atau proses berkomunikasi untuk mencapai hubungan yang lebih intim. Pasangan pertama dan kedua tidak dimulai dengan fase rujukan, melainkan fase penemuan, aktivasi, dan ikatan, sedangkan pasangan ketiga melewati semua tahap.

Upaya ketiga mitra untuk mempertahankan hubungan juga berbeda. Pasangan pertama membuat terbuka, menutupi dan menghindari upaya. Upaya telah dilakukan pada pasangan kedua, itu jaminan, keserakahan dan humor.

Sedangkan pada pasangan ketiga dilakukan upaya yaitu penenteraman, keterbukaan dan pengakuan. Ketiga pasangan ini telah menyelesaikan fase pendekatan sekaligus upaya memupuk hubungan dengan caranya masing-masing.

Selama masa dewasa muda, individu mulai merasakan cinta dan terlibat dalam hubungan romantis dengan lawan jenis. Kasih sayang yang biasa disebut flirting sudah menjadi sesuatu yang sering dilakukan oleh berbagai kelompok. Oleh karena itu tidak mengherankan bahwa banyak orang berada dalam hubungan romantis akhir-akhir ini.

Biasanya hubungan cinta yang dilandasi oleh cinta dan komitmen bersama adalah cara positif untuk membangun keintiman sebelum menikah, Namun tidak demikian, tidak heran jika orang-orang yang menjalin hubungan romantis tidak menjaga dan mengelolanya. hubungan dengan baik, sehingga rentan terhadap konflik dan pada akhirnya dapat berujung pada berakhirnya hubungan.

Mengakui sikap orang lain juga diperlukan dalam suatu hubungan, di mana adaptasi dapat terjadi melalui komunikasi yang lebih intim. Kadang-kadang semua pasangan masih tidak mementingkan proses pendekatan, yang menyebabkan ketidakpahaman yang mengarah ke konflik.

Dinamika hubungan romantis bisa berubah, terkadang pasangan selalu bahagia dan jarang terjadi konflik, namun terkadang muncul masalah-masalah yang menyebabkan individu adu mulut. Konflik yang sering muncul dalam hubungan cinta biasanya atas kepercayaan, waktu, kesetiaan, perbedaan pendapat hingga adanya ketidaksesuaian sikap satu sama lain.

Pada dasarnya, hubungan romantis memiliki arti penting dan fungsi positif bagi setiap individu. Tujuan utama seseorang membangun hubungan dengan orang lain adalah untuk memaksimalkan kesenangan dan meminimalkan rasa sakit Namun, sebenarnya orang yang menjalin hubungan romantis tidak dapat menghindari konflik.

Tentunya dengan kondisi seperti itu, cara mereka dalam berhubungan dan menjaga hubungan juga berbeda. Dalam hal ini, pemeliharaan hubungan adalah perilaku yang menjamin kelangsungan hubungan melalui penguatan, perbaikan, dan pemulihan.

Pemeliharaan hubungan mengacu pada kelangsungan atau kelangsungan hidup hubungan, memelihara hubungan pada tingkat yang stabil atau memuaskan, dan meningkatkan hubungan serta kenyamanan bagi individu yang menjalin hubungan berpacaran.

Hubungan cinta (romantic relationship) adalah hubungan dinamis yang berubah dan melewati banyak tahapan. Tahap pertama diperkenalkan kepada orang lainnya karena munculnya ketertarikan hingga keduanya akhirnya saling berkomitmen untuk melanjutkan hubungan ke tahap yang lebih intim.

Peran Komunikasi

Sepanjang proses, peran komunikasi sangat penting. Dimana komunikasi interpersonal mempengaruhi keintiman interpersonal dalam sebuah hubungan. Ketika seorang individu telah mencapai tahap keintiman, kepercayaan, rasa saling mencintai, dan kebajikan akan muncul di antara individu-individu tersebut.

Namun, hubungan emosional tidak dapat menghindari konflik dan perselisihan antara individu. Konflik yang timbul dalam hubungan cinta dapat disebabkan oleh banyak faktor yang berbeda, seperti perbedaan pendapat, masalah waktu, kepercayaan yang kurang terjaga, ketidak cocokan antara individu dan orang lain.

Pada tahap komunikasi, konflik mungkin muncul pada tahap familiar. Di sana, dua individu saling terbuka sehingga keduanya saling bertukar informasi. Konflik yang muncul pada tahap ini jika tidak ditangani dengan baik dan tepat dapat berujung pada rusaknya hubungan hingga putus.

Sebuah hubungan yang baik dapat diciptakan dengan memelihara dan mengelola hubungan menggunakan jalan yang benar. Seperti yang dijelaskan dalam Teori Pemeliharaan Hubungan Teori mengacu pada perilaku atau tindakan yang terjadi pada individu untuk mempertahankan hubungan seperti hubungan dengan teman dekat dan hubungan dengan teman, kekasih, ada empat definisi perilaku pemeliharaan hubungan.

Pertama, mempertahankan hubungan mengacu pada mempertahankan hubungan yang ada untuk menjaga hubungan tetap hidup. Definisi kedua adalah memelihara hubungan yang digunakan untuk memelihara hubungan dalam keadaan atau kondisi tertentu dan dipahami untuk memelihara hubungan yang stabil pada tingkat kondisi lain secara bersama-sama.

Ketiga, retensi hubungan digunakan untuk memunculkan rasa kepuasan antara dua pihak. Sedangkan definisi keempat menekankan bahwa memelihara hubungan dilakukan untuk memperbaiki hubungan yang saling bertentangan.

Teori pemeliharaan hubungan digunakan dalam penelitian ini agar pasangan yang sedang menjalin hubungan romantis dapat mempertahankan dan mempertahankan hubungan mereka. Pasangan diharapkan mampu mempertahankan hubungan dalam situasi konflik apapun dan menyelesaikan konflik-konflik yang dialami pasangan saat berpacaran.

Hubungan yang erat sejak memasuki masa remaja tidak cukup bagi pasangan pertama untuk memahami sikap masing-masing. Keduanya masih harus melalui tahap evaluasi dan aktivasi agar hubungan mereka menjadi lebih dekat hingga akhirnya memutuskan untuk menjalin hubungan asmara.

Pendekatan dan adaptasi sikap antara mereka dalam 6 bulan masih belum membuat mereka mengerti dan saling memahami. Hal ini terlihat ketika hubungan mereka sering berkonflik. Adanya sikap egois dan posesif seperti selalu ingin diinformasikan dan memaksanya untuk bertatap muka seringkali berujung pada konflik yang berujung pada putusnya komunikasi selama berhari-hari.

Namun, upaya untuk menyelesaikan konflik telah dilakukan. Salah satu mitra pertama harus menyerah dan meminta maaf dengan meyakinkan orang lain untuk tidak memendam kemarahan. Meskipun menyelesaikan konflik membutuhkan waktu lama untuk berdiskusi dengan baik itu bagus.

Selain bekerja keras agar konflik saat ini dapat diselesaikan dengan wajar, keduanya juga bekerja keras agar hubungan yang telah mereka jalin selama 3 tahun dapat bertahan hingga menikah. Anda berdua harus menjaga kualitas hubungan agar tetap stabil dengan bersikap terbuka satu sama lain dan berusaha mengingatkan mereka apa yang harus dihindari untuk menghindari konflik.

Proses komunikasi yang dijalin oleh pasangan pertama dan kedua tidak diawali dengan tahap perkenalan melainkan dengan melakukan tahap penjajagan untuk saling beradaptasi mengenai sikap satu sama lain hingga saling yakin untuk melanjutkan hubungan menuju tahap kebersamaan.

Sedangkan pada pasangan ketiga telah melalui semua tahap dari tahap perkenalan, penjajagan, penggiatan, serta pengikatan. Upaya pemeliharaan hubungan yang dilakukan pada ketiga pasangan juga berbeda-beda.

Pasangan pertama saling mengutamakan keterbukaan diri untuk menghindari konflik dan mempertahankan hubungan agar tetap stabil. Sedangkan pada pasangan kedua, mengutamakan komitmen untuk menjalin hubungan yang serius sehingga upaya-upaya untuk mempertahankan hubungan telah mereka lakukan, seperti saling memahami keadaan masing-masing.

Pada pasangan ketiga, Upaya yang dilakukan untuk mepertahankan hubungan yaitu dengan mengutamakan keterbukaan diri agar meminimalisir hal – hal yang tidak diinginkan. Selain itu, di awal hubungan mereka sudah saling berkomitmen untuk dapat melanjutkan ke hubungan yang serius yaitu pernikahan.

Moh Amiruddin SPd MSi, Dosen IAI Al-Qolam. (Foto: Dokumen/penulis)

 


Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim