MALANG, Tugujatim.id – Penembakan misterius seorang pemuda di Jalan Ahmad Yani, Kota Malang pada Minggu (20/2/2022) sekitar pukul 02.30 WIB kian ramai diperbincangkan. Detik-detik penembakan itu diceritakan oleh seorang saksi bernama RK (20) yang juga sepupu korban.
Menurut RK, saat itu dia tengah ngopi di daerah Lowokwaru Kota Malang. Sementara korban ngopi di wilayah Klojen, Kota Malang. Korban kemudian mengajaknya untuk bergabung di Klojen.
Setelah ngopi bareng, mereka pulang sekitar pukul 02.30 WIB. Di tengah perjalanan pulang, korban mengajak makan bakso langganannya dulu di Jalan Ahmad Yani Kota Malang.
“Akhirnya kami delapan orang berhenti di bakso itu. Setelah sampai, dia (korban) buang air kecil dulu. Saya ngobrol sama teman-teman,” ucapnya, Senin (21/2/2022).
Tak berselang lama, ada dua orang pengendara motor datang ke tempat itu. RK sempat ditanyai oleh pelaku penembakan itu.
“Ada mainan (balap motor liar) ya mas,” tanya pelaku kepada RK.
“Gak tau mas, ini kami abis ngopi, mau makan bakso, jadi gak ngerti,” jawab RK kepada pelaku saat itu.
Usai tanya jawab itu, korban baru selesai buang air kecil itu muncul. Pelaku kemudian menghampiri korban dan sempat berkomunikasi. Namun tiba-tiba, RK melihat pelaku menodongkan pistol tepat di dada korban.
“Aku gak tau dia (korban) ngomong aneh-aneh atau gimana. Tapi kemudian dia lari ke arah bakso dan minta tolong setelah ditembak dadanya,” bebernya.
Disebutkan, pelaku kemudian menembak korban yang berlari. Beruntung tembakan kedua itu tak mengenai tubuh korban.
RK bersama teman temannya mendekati pelaku. Namun pelaku berusaha menghindar dan kabur dengan menembakkan dua tembakan lagi kearah depan bawah teman-teman RK. Pelaku sempat dikejar namun hilang jejak.
“Waktu penembakan itu suaranya gak kayak suara pistol polisi. Jadi suaranya jebles. Saya tau pistolnya warna hitam,” bebernya.
Sementara itu, dada korban bersimbah darah usai menerima tembakan itu. RK lantas segera membawa korban mencari Puskesmas atau rumah sakit terdekat.
Dalam perjalanan, korban terus mengeluarkan darah dari dada dan tampak pucat. Korban juga mengeluh kesakitan lantaran dadanya terasa panas. Akhirnya korban mendapat perawatan di RSSA Kota Malang sekitar pukul 04.00 WIB.
“Di perjalan saya panik, dia (korban) merintih kesakitan dan bilang dadanya panas. Saya ya bingung cari Puskesmas dan rumah sakit gak ada yang buka. Akhirnya ke RSSA sekitar pukul 04.00 WIB itu,” tandasnya.