MALANG, Tugujatim.id – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang (FEB Unisma) menggelar focus group discussion (FGD) di gedung Ustman bin Affan lantai 7, Selasa (15/08/2023). FGD FEB Unisma mengangkat tema “Curiculum and Research of Entrepreneurial University in the Global Context”.
Acara FEB Unisma ini dibuka oleh Dekan FEB Unisma Associated Prof Nur Diana SE MSi dan narasumber Wako University Japan Prof Dr Bambang Rudyanto MSc. Selain itu, juga dihadiri semua dosen FEB Unisma.
Dekan FEB Unisma Associated Prof Nur Diana SE MSi mengatakan, kini Unisma dalam tahap Entrepreneurial University dalam milestone-nya. Hal ini dilakukan dengan membuat banyak inovasi dan terobosan dalam berbagai program unggulan yang mendukung milestone tersebut.
“Kami melihat Unisma telah menjalin kerja sama dengan Wako University Japan. Jadi, perlu implementasi kegiatan yang bisa mendukung Tri Dharma Perguruan Tinggi. Alhamdulillah, FEB Unisma meraih akreditasi unggul dari LAMEMBA dan kedua program studi akuntansi dan manajemen terakreditasi internasional FIBAA dari Jerman,” katanya.
Dia juga mengatakan, Unisma kini mencapai taraf akreditasi unggul. Artinya, sudah dalam tahap internasional.
“Semua aktivitas Tri Dharma harus pakai taraf global, terutama di dunia pendidikan. Unisma sekaligus milestone perguruan tinggi Nahdlatul Ulama (NU) menuju World Class University,” ujar Nur Diana.
Karena itu, dia mengatakan, kurikulum jadi nyawa bagi pendidikan terus dievaluasi secara inovatif, dinamis, dan berkala sesuai perkembangan zaman dan iptek, hingga kompetensi yang diperlukan masyarakat dan pengguna lulusan.
“Perguruan tinggi kini ditantang dalam revolusi industri 4.0. Tentunya menuntut manusia untuk harus beradaptasi dengan kemampuan literasi baru. Mulai dari literasi data, teknologi, dan manusia yang berporos kepada berakhlak mulia,” tuturnya.
Tentu saja, dia melanjutkan, semua langkah itu untuk mewujudkan dan meningkatkan output serta outcome lulusan FEB Unisma yang berkualitas dan berdaya saing internasional.
“Kurikulum jadi jantung dalam menciptakan SDM Unggul,” katanya.
Baca Juga: 6 Rekomendasi Drama China Terbaru Rating Tertinggi 2023, Hidden Love Bikin Gamon Penonton
Menurut dia, tujuan FGD untuk menggali lebih lanjut tantangan para lulusan di masa depan, kompetensi lulusan PT dari sudut pandang industri, menyiapkan skills yang dibutuhkan industri, baik itu technical ataupun soft skills dari best practice yang sudah dijalankan oleh Wako University Japan sebagai Kampus Entrepreneurial University.
“FEB jadi salah satu fakultas yang ada di Unisma telah menjadikan visi dan misinya sejalan yaitu menciptakan entrepreneur yang mampu mendongkrak perekonomian Indonesia maupun global. Ini diwujudkan melalui kurikulum entrepreneurship yang diberikan porsi lebih dibanding fakultas lain,” katanya.
Diana juga melanjutkan soal isu-isu terkini masih menjadi ganjalan dan PR besar bagi FEB Unisma. Di antaranya jumlah pengusaha di Indonesia masih di bawah 4%. Karena itu, pihaknya perlu berbagai terobosan dan bermindset entrepreneur yang lebih kuat kepada mahasiswa agar dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi Milestone Entrepreneur University.
”Untuk itulah dengan melihat best practice implementasi Entrepreneur University dan bagaimana implementasinya dalam kurikulum sangat relevan sekali untuk kami jadikan pijakan dalam membuat terobosan agar Mindset Entrepreneur terbangun di kampus Unisma,” jelasnya.
Menurut dia, Unisma telah memiliki kelebihan karena telah berkomitmen menjadi Entreprenurial University dengan mencanangkan dalam milestone universitas pada 2023–2027. Jadi, perlu memikirkan investor global potensial saat bertekad menjadi Entreprenurial University.
“Wujud Entrepreneur University, mahasiswa harus memiliki transdiciplinary thinking karena saat sudah bekerja tidak hanya mengandalkan ilmu dari jurusan yang diambil. Mereka juga harus memiliki skill lain. Contohnya kemampuan bahasa, komunikasi, bisnis, dan lain-lain,” paparnya.
Diana pun menekankan, mahasiswa harus memiliki mentor dalam membuat sebuah proyek bisnis. Misalnya membuat start up, business model canvas, dan proyek-proyek lain.
Hasil FGD penting yang dia catat yaitu pentingnya lulusan memiliki kemampuan beradaptasi dalam lingkungan yang agile, pentingnya membaca tren, melakukan forcast 5 tahun ke depan, serta paham digitalisasi dalam merancang kurikulum, serta pentingnya memahami platform sistem serta banyak masukan lain yang bermanfaat.
Sementara itu, Dean of Faculty of Economics & Business Wako University Japan Prof Bambang Rudiyanto MSc PhD mengatakan, dalam men-develop entrepreneurship perlu melihat dari konteks global dengan melihat good practiced dari berbagai perguruan tinggi terbaik di dunia. Tujuannya untuk menjadi pijakan atau benchmark bagaimana implementasi dan kesuksesan lulusan perguruan tinggi menjadi pengusaha di level global.
“Caranya dengan mengambil beberapa contoh kesuksesan dan budaya continuoes improvement beberapa perusahaan di Jepang yang menjadi tempat praktik atau magang bagi mahasiswa sangat berperan dalam menciptakan entrepreneur andal,” katanya.
Menurut dia, dunia pendidikan tinggi harus senantiasa bermitra dengan stakeholder agar menciptakan sumber daya manusia kompeten. Contohnya dari pemerintah Jepang telah mengembangkan kewirausahaan dengan merumuskan skema untuk mendukung usaha rintisan yang diberi nama Undang-Undang Peningkatan Daya Saing Industri pada 2014. Hal ini membuat Pemerintah Jepang, dunia industri, dan pendidikan tinggi bersinergi mendukung usaha rintisan. Tujuannya untuk mempromosikan bisnis baru di kawasan Jepang. (adv)
Editor: Dwi Lindawati