Indonesia dikenal dengan banyaknya jumlah gunung berapi yang tersebar di wilayahnya mulai Sabang dan Merauke. Di tahun 2020 ini saja, sudah ada 4 gunung yang meletus dan menunjukkan erupsi. Mulai Gunung Sinabung, Gunung Merapi, Gunung Ile Lewotolok, dan bahkan hari ini (1/12) Gunung Semeru diberitakan meletus.
Dari banyaknya kasus gunung meletus di Indonesia, hal ini disebabkan oleh posisi Indonesia yang berada di jalur aktif Ring of Fire atau disebut Cincin Api Pasifik. Berikut sejumlah fakta terkait Ring of Fire:
Baca Juga: Gunung Semeru Meletus, 500 Warga Terpaksa Mengungsi
Apa itu Ring of Fire?
Ring of Fire (Cincin Api Pasifik) adalah sebuah area berada di jalur yang mengelilingi cekungan Samudera Pasifik. Area ini adalah daerah yang rawan mengalami bencana alam terutama seperti gunung meletus dan gempa bumi. Cincin api memiliki panjang area yang diperkirakan sejauh 40.000 km dan berbentuk seperti tapal kuda. Daerah ini juga seringkali disebut sebagai sabuk gempa Pasifik.
Diperkirakan ada 10-20 gunung berapi di dunia yang bisa swaktu-waktu meletus atau menunjukkan aktivitasnya. Di daerah yang berada di jalur Ring of Fire ini, peneliti memperkirakan bahwa sekitar 90% dari gempa bumi yang terjadi di dunia dan 81% yang terbesar skalanya terjadi di area ini. Selain itu, sebanyak 75% gunung berapi – lebih dari 450 gunung berapi – terletak di sepanjang jalur ini.
Bagaimana posisi Indonesia di area Ring of Fire?
Indonesia merupakan negara yang berada di jalur gempa teraktif di dunia karena berada di jalur Cincin Api dan di atas bertemunya tiga tumbukan lempeng benua, yaitu Indo-Australia dari sebelah selatan, Eurasia dari utara, dan Pasifik dari timur. Kondisi inilah yang membuat Indonesia rentan terhadap bencana gempa bumi dan gunung meletus. Tercatat di Magma Indonesia, bahwa Indonesia memiliki 127 gunung berapi aktif dan merupakan yang terbanyak di dunia.
Baca Juga: Dua Desa di Lumajang Bertahan di Pengungsian Pasca-Erupsi Gunung Semeru
Mengapa di daerah sekitar Ring of Fire sering terjadi gempa?
Banyaknya kasus gempa bumi dan gunung meletus di area ini disebabkan oleh tingginya frekuensi pergerakan lempeng tektonik disini. Tercatat terdapat pertemuan dari beberapa lempeng di sini mulai dari lempeng Pasifik, Juan de Fuca, Cocos, Indo-Australia, Nazca, Amerika Utara, and Lempeng Filipina.
Di sebagian besar wilayah ini, lempeng-lempeng tektonik saling tumpang tindih di batas konvergen yang disebut zona subduksi. Lempeng yang berada dibawah akan semakin terdorong kebawah atau disubduksi. Saat disubduksi, ia akan meleleh dan menjadi magma. Jumlah magma yang berlebih dan begitu dekat posisinya dengan permukaan Bumi inilah yang memicu terjadinya aktivitas vulkanik. (Andita Eka W/gg)
Referensi: nationalgeographic.org