PAMEKASAN, Tugujatim.id – Persatuan Forum Wartawan (FWP) menggelar diskusi Pendidikan Melek Media (PMM) jilid IV di Aula Wakil Bupati Kabupaten Pamekasan, Madura, Jumat (29/09/2023). PMM kali ini mengangkat tema “Jurnalis Berkualitas dan Bermartabat” guna menjawab kegelisahan masyarakat, khususnya guru dan lembaga pendidikan, terhadap oknum-oknum yang suka mengaku wartawan ke sekolah.
Subaidi, salah seorang guru sekolah dasar negeri (SD) mengungkapkan kegelisahannya menghadapi oknum wartawan dan LSM yang datang ke sekolah menanyakan sesuatu untuk keperluan yang tidak jelas dan mengintimidasi dengan pemberitaan.
“Ada beberapa guru yang berpotensi menjadi kepala sekolah justru tidak siap untuk menjadi kepala sekolah karena tidak mau berurusan menghadapi oknum wartawan dan LSM yang kerap kali datang ke sekolah menanyakan sesuatu dan mengintimidasi dengan pemberitaan,” ungkapnya.
Ketua FWP Ongky Arista mengatakan, tugas pers adalah agar publik dan pers sepaham bahwa kepentingan pers adalah kepentingan publik. Hal itu sebagai upaya FWP merajut dukungan publik dan menghindari kesalahpahaman publik yang akhir-akhir ini kian marak penyamaan wartawan dan LSM.
“Semakin hari, citra diri ‘wartawan’ semakin tidak baik di mata masyarakat karena adanya oknum yang masih suka menakuti dan mengintimidasi masyarakat. Jadi perlu ada perbaikan moral dan publik harus diedukasi tentang pers agar mereka tidak takut kepada wartawan dan tahu bagaimana caranya menghadapi dan membedakan mana wartawan yang kompeten dan wartawan bodrex. Disebut wartawan bodrex karena suka menakuti,” jelasnya dalam diskusi Pendidikan Melek Media.
Selain itu, dia juga merekomendasikan adanya Call Center PWI dan Kominfo yang bisa dipakai sebagai saluran tanya jawab jangka pendek. Di mana para guru dan masyarakat umum bisa secara langsung bertanya jika kedatangan orang yang mengaku wartawan, oknum LSM yang mengaku wartawan, dan sejenisnya.
“Setidaknya Call Center ini bisa menjadi jembatan konsultasi seperti apa sikap dan kode etik wartawan. Saya menilai, PWI berkapasitas di situ menjadi pusat konsultasi publik,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Persatuan Wartawan Pamekasan (PWI) Khairul Anam mengatakan, dirinya mengapresiasi dinas pendidikan dan kebudayaan (disdikbud) yang turut membuka ruang diskusi publik antara wartawan dan guru di lingkungan Pamekasan.
“Saya mengapresiasi disdikbud. Karena berani dekat dengan wartawan, itu tanda bahwa Disdikbud Pamekasan memahami pola komunikasi media. Kemudian, setidaknya berani buka-bukaan bahwa Disdikbud Pamekasan berada dalam track yang benar,” ungkap Dirut Kabar Madura Group tersebut.
Untuk diketahui, acara ini dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Achmad Zaini, Kepala Bagian Komunikasi dan Informasi Hidayat, dan puluhan tenaga pendidik dari kalangan PAUD sampai dengan sekolah menengah atas dan yang sederajat.
Writer: Rifqan AZ
Editor: Dwi Lindawati