SURABAYA, Tugujatim.id – Tiga pemuda pelaku pengeroyokan berinisial SAS, 19; RAN, 18; dan JS, 18; ditetapkan sebagai tersangka usai menghajar pelajar bernama Muhammad Rafli Akbar di Jalan Dukuh Bulak Banteng II, Surabaya, Minggu (27/03/2022). Akibat kejadian tersebut, Rafli tewas saat mendapatkan perawatan di RS Soewandhi usai dikeroyok.
Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya AKBP Anton Elfrino menjelaskan, ketiga pelaku pengeroyokan ditangkap di rumahnya masing-masing di wilayah Pogot selang beberapa jam setelah kejadian.
“Kami langsung mengumpulkan bukti bahwa memang benar ada penganiayaan. Kami kumpulkan data, resmob berhasil melakukan pengejaran pertama pukul 02.00 dan lengkap pukul 04.00 (Subuh, red),” ujarnya saat konferensi pers di Halaman Polres Pelabuhan Tanjung Perak, Rabu (30/03/2022).
Anton menjelaskan, dari pengakuan pelaku pengeroyokan, kejadian tersebut bermula saat ketiga pemuda Pogot tersebut tidak terima karena dipandang tidak menyenangkan oleh dua korban.
“Tiga tersangka mendatangi korban untuk diajak ke suatu tempat. Di tengah perjalanan, korban dipukuli oleh tersangka dengan menggunakan tangan kosong pada bagian kepala dan punggung,” imbuhnya.
Baca Juga:
Ditanya terkait apakah tersangka dalam kondisi mabuk, Anton memastikan 3 tersangka melakukan tindakan pengeroyokan tidak terpengaruh alkohol maupun obat-obatan terlarang.
“Tidak ada hubungan apa pun, tidak ada motif dendam, hanya tidak terima saja saat diliatin,” sebut Anton.
Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, ketiga tersangka dijerat dengan Pasal 80 Ayat 3 UU RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak dan atau Pasal 170 Ayat (2) ke-3 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 12 tahun penjara.
Diberitakan sebelumnya, Muhammad Rafli Akbar, pelajar asal Dukuh Bulak Banteng 2 Suropati 1, Kota Surabaya, harus meregang nyawa usai dikeroyok oleh tiga pemuda yaitu SA, 19; RA, 18; dan JS, 18. Pengeroyokan itu diduga karena korban melirik ketiga pelaku saat mengendarai motor dengan knalpot brong pada Senin (28/03/2022).
Paman korban, Yono, menjelaskan sebelum keponakannya dikeroyok. Menurut dia, korban saat itu bermain di rumah temannya, IHM, 16, di Jl Pogot Gang 7A Surabaya. Pelajar SMA Dr Soetomo ini memang sering meluangkan waktu kosongnya dengan bermain game di ponsel menggunakan wifi.
Tak berselang lama, korban mengetahui kakak IHM yang berjualan tahu telor itu tengah mendorong gerobaknya masuk ke dalam rumah. Lantas, dia berniat membantu dorong gerobak tersebut.
Pada saat yang bersamaan, dua pelaku yang mengenakan motor berknalpot brong itu melintas. Diduga karena suara bising knalpot, sontak korban menoleh ke motor yang dikendarai terduga pelaku. Hal itu memancing emosi keduanya. Mereka mengira korban menantang.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim