Guru Teladan

Ilustrasi guru.
Ilustrasi guru. (Foto: Pinterest)

Oleh: Rohmat Alifi, Alumni IAI Al Qolam 

Tugujatim.id – Menjadi seorang guru itu memang tidaklah mudah, mulai dari amanah yang di embannya, harus bersikap sabar terhadap muridnya, namun jika itu semua diniatkan lillah maka akan menjadikan sebuah ibadah.  Memang dalam pandangan orang menjadi seorang guru sangatlah mudah, tugasnya cuma mengajar.

Tetapi, sejatinya seorang guru bukan hanya bertugas mengajar di dalam kelas. Tapi, seorang guru juga dituntut untuk bisa memberi contoh kepada murid-muridnya tanpa melihat siapa dan di mana ia berada.

Zakiyah Darajat dikutip oleh Muhammad Al-Mighfar memberikan pernyataan bahwa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Oleh karena itu, pada masa remaja sangat dibutuhkan perhatian yang ketat dari orangtua dan seorang guru.

Di samping itu, pembinaan moral juga bisa dilakukan dengan cara melakukan suatu kedisiplinan yang sangat, khususnya pada saat berada di sekolah. Hal ini dikarenakan setiap orangtua yang memasukkan anaknya ke sekolah berkeinginan mempunyai anak yang berkepribadian baik serta berkeinginan untuk bisa mengharumkan nama orangtua serta keluarga.

Di antara unsur-unsur yang sangat urgen dalam proses kegiatan belajar mengajar adalah seorang guru. Untuk mengantarkan peserta didik dapat meraih cita-citanya tentu hal ini tidak akan lepas dari paran dan tanggung jawab dari seorang guru untuk memenuhi apa yang menjadi kebutuhan peserta didik baik dari aspek moral, spiritual, intelektual, estetika maupaun kebutuhan yang berbentuk fisik dari peserta didik itu sendiri.

Guru sebagai seorang pendidik harus mampu melihat kondisi psikologi siswa, karena seorang guru memiliki andil yang sangat besar dalam pembentukan moral siswa. Oleh karena itu, keteladanan, kepribadian dan kewibawaan yang dimiliki oleh guru akan memberikan dampak yang positif ataupun dampak yang negatifnya dalam pembentukan kepribadian dan watak anak.

Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT yang berbunyi, “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah SAW itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah SWT dan kedatangan hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah SWT.” Ayat tersebut menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah suri tauladan, oleh karena itu guru seharusnya memiliki kepribadian yang baik seperti apa yang ada pada diri Nabi Muhammad SAW.

Guru Merupakan Teladan

Semboyan yang selalu menempel di seragam sekolah ini memiliki filosofi yang dalam. Menurut Ki Hajar Dewantara, Tut Wuri Handayani memiliki arti “Dari belakang, seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan”.

Menjadi guru teladan merupakan suatu proses pembelajaran seorang guru untuk mendapatkan kesempurnaan dan ridha Allah SWT dalam ilmu yang dimilikinya. Secara sederhana menjadi guru teladan adalah kemampuan seorang guru dalam mendapatkan sumber ilmu yang diajarkan dengan cara memberdayakan diri agar mendapatkan kebaikan dari sisi Allah SWT.

Yaitu seorang guru mampu meningkatkan kemampuan fungsi panca indra dan otak, bersinergi dengan kemampuan intuisi dan hatinya.

Sosok Nabi Muhammad saw. kiranya bisa dijadikan contoh bagaimana agar kita menjadi guru panutan (teladan). Nabi Muhammad saw. merupakan sosok yang digugu dan ditiru. Nabi Muhammad saw. bisa menjadi sumber inspirasi dan teladan bagi para sahabat-sahabatnya.

Bahkan sampai kini pun Nabi Muhammad saw. merupakan panutan yang belum ada tandingannya. Maka kepada beliaulah kita harus meneladani. Dengan demikian, kita bisa menjadi guru teladan bagi anak didik kita seperti halnya Nabi Muhammad saw. menjadi teladan bagi sahabat-sahabatnya

Untuk menjadi seorang guru yang baik, Imam al-Ghazali menetapkan beberapa kriteria yang harus dipenuhi seorang guru. Baginya, bahwa seorang guru yang dapat diserahi tugas mendidik adalah guru yang cerdas dan sempurna akalnya, baik akhlaknya, dan kuat fisiknya.

Karena dengan kesempurnaan akal ia dapat memiliki berbagai ilmu pengetahuan secara mendalam; dengan akhlak yang baik ia dapat menjadi contoh dan teladan bagi para muridnya; dan dengan kuat fisiknya ia dapat melaksanakan tugas mengajar, mendidik, dan mengarahkan anak didiknya.

Pada hakikatnya seorang guru adalah seorang teladan untuk murid-muridnya. Semua guru pasti ingin menghasilkan bibit yang baik karena guru adalah cerminan dari apa yang telah di hasilkan olehnya. Tapi tidak sedikit yang terjebak dalam teka teki profesi ini, banyak juga guru yang menjerumuskan muridnya sendiri untuk melakukan sesuatu di luar batas kewajaran.

Kedudukan seorang guru dalam sebuah sekolah adalah manager of learning (pengelola belajar) yang perlu senantiasa siap membimbing dan membantu  para siswa  dalam menempuh perjalanan menuju kedewasaan mereka sendiri yang utuh dan menyeluruh. Jadi, berkembangnya seorang murid itu sangat bergantung pada kretifitas guru, selain sebagai panutan guru juga adalah motivator.

Jika seorang guru telah berhasil melakukannya maka siswa akan meraih prestasi yang diharapakan.Dengan itu artinya seorang guru telah berhasil menjadi pengajar dan pembimbing yang baik dan bertanggung jawab.

Guru itu bukan seseorang yang membuat muridnya menjadi pesimis dan putus harapan, tetapi ia harus memotivasi murid bagaimnapun keadaannya. Karena guru tidak memandang kaya, miskin, pintar, bodoh, dan tidak membanding-bandingkankan perbedaan kebudayaan murid-muridnya.

Visi  menjadi guru adalah menjadi seorang guru yang memiliki inovatif, kreatif , menyenangkan, empati dan menjadi tauladan yang baik bagi siswa. Menjadi seorang guru adalah profesi yang menyenangkan.

Berinovasi sebenarnya bukan hanya kebutuhan seorang siswa untuk dapat mengerti pelajaran dengan lebih menyenangkan, akan tetapi sebenarnya dapat membuat kita termotivasi untuk mengajarkan materi dan menghilangkan rasa kebosanan karena mengajar materi yang sama tiap tahunnya.

Kreatif dan menyenangkan akan membawa siswa lebih termotivasi, dan menggali pengetahuan dengan cara yang kreatif dan menyenangkan. Pada intinya menjadi seorang guru adalah dapat membuat nyaman dan dapat diterima oleh siswa.

Karena ketika kita sudah dapat diterima oleh siswa dengan cara berempati maka anak akan berusaha mendengarkan apa yang kita ajarkan, apa yang kita katakan baik itu pelajaran ataupun larangan tentang hal negatif yang tidak boleh mereka lakukan. Karena pada dasarnya siswa itu mengikuti apa yang dilakukan gurunya, yang di perintah gurunya.

Kesimpulannya adalah di samping guru menyampaikan pengetahun, ia juga mendekatkan murid-murid dengan memahami karakter semua murid agar mereka merasa nyaman belajar bersamanya sehingga dengan mudah guru mengajak murid untuk belajar dan meneladani sikap-sikap baik yang ada pada guru. Maka dengan ini akan tertanam pembelajaran nilai.

 


Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim