MALANG – Kabupaten Malang memang tidak habis-habisnya memiliki objek wisata alam tersembunyi. Salah satunya adalah Hutan Pinus Semeru di Desa Sumberputih, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang.
Hutan Pinus Semeru (HPS) adalah alternatif destinasi wisata di Malang. Khusunya bagi orang-orang yang bosan dengan wisata pantai atau wisata buatan di Malang. Terutama bagi orang-orang yang sudah penat dengan problematika perkotaan.
Terletak di ujung Kecamatan Wajak, hutan ini begitu rindang dan sejuk. Lokasinya yang terpencil membuat hutan lereng Gunung Semeru ini begitu sunyi dan cocok untuk membaca dan menenangkan diri.
Baca Juga: Prekuel Game of Thrones Akan Rilis Tahun 2022, Fokus ke Cerita Keluarga Targaryen
Melihat hamparan pohon pinus dan aneka binatang hutan membuat mata kita seolah-olah dimanjakan.
Ketua pengelola Wisata HPS, Fathurrozi Zainul Ansori menceritakan jika wisata ini pertama kali dicetuskan oleh pemuda desa bernama mahasiswa KKN dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada 2017.
“Hutan Pinus Semeru ini awalnya ya iseng-iseng anak muda, dan waktu itu dibantu anak KKN dari UMM waktu itu,” terangnya saat ditemui Tugumalang.id, partner Tugu Jatim, Jumat (23/10/2020).
Zainul mengatakan jika waktu itu para mahasiswa KKN ini kebingungan mencari program untuk desa. “Anak-anak KKN ini bingung mau buat program apa di desa ini, jadi saya ajak kemari buat melihat lokasi ini,” ungkapnya.
Sebelum dijadikan objek wisata, sebenarnya lokasi hutan pinus ini sudah terkenal di kalangan pendaki gunung. “Tapi sebenarnya dari dulu lokasi ini sering dijadikan lokasi camping dan dikatakan memiliki potensi wisata yang bagus. Dan kebetulan ada penyandang dananya itu anak KKN,” ujarnya.
Baca Juga: Gambar Kucing Raksasa Berusia 2.000 Tahun Ditemukan di Gurun Pasir Nazca, Peru
“Akhirnya kita beli payung dan nyewa hammock, lalu kita gantung payung sama hammock dan kita share di media sosial. Kok akhirnya banyak penggemar jadi terus dikembangkan,” sambungnya.
Pemuda Desa Sumberputih ini mengaku dampak positif pembuka HPS ini terhadap perekonomian masyarakat sekitar. “Masyarakat sendiri merasakan dampak positif adanya HPS, karena pengunjung yang turun dari HPS itu biasanya cari oleh-oleh. Dan di sini banyak yang jual bunga, itu pasti laku,” bebernya.
Kepada Tugumalang.id, partner Tugu Jatim, Zainul mengungkapkan jika HPS ini berbatasan langsung dengan wilayah TNBT. “Ini memang berada di lereng Semeru, berbatasan langsung dengan TNBTS,” paparnya.
Dan pohon-pohon pinus ini sudah ditanam sejak tahun 2000-an oleh Perhutani. “Pohon-pohon pinus ini sendiri mulai ditanam mulai tahun 2000-an, dan HPS ini dibuka pertama kali pada tahun 2017 awal,” tuturnya.
Lebih lanjut, Zainul menceritakan pengalaman uniknya berurusan dengan Perhutani karena ada miss komunikasi. “Dulu kita awalnya gak ngerti prosedur, jadi kita waktu itu ditegur sama Menterinya Perhutani karena tidak ada konfirmasi terlebih dahulu,” kenangnya.
Baca Juga: Hobi Menyaksikan Video Binatang Lucu dan Imut Baik untuk Kesehatan, Studi Membuktikan
Untungnya teguran tersebut justru berubah menjadi ikatan kerjasama hingga saat ini. “Akhirnya saya konfirmasi sampai ke KPH Malang untuk mengajukan surat kerjasama dengan Perhutani. Jadi, sampai sekarang pun kerjasama masih berjalan,” pungkasnya. (rap/gg)