BATU, Tugujatim.id – Komoditas hortikulturan asal Kota Batu, jeruk purut, betul-betul tak bisa dianggap remeh. Bahkan, buah dengan nama keren kaffir lime ini telah sukses menembus pasar Eropa sejak tahun 2015 silam.
CEO PT Nusantara Segar Global, eksportir kawakan buah segar ke Eropa, Margareta Astaman mengungkapkan dalam sebulannya, ekspor jeruk purut ini bisa sampai 3-4 kali sebulan.
”Dengan tiap pengiriman bisa sampai 1-2 ton sekali kirim. Baru-baru ini kami kirim 1 ton ke Prancis sama Belanda,” kata Margareta pada awak media, kemarin.
Bahkan pengiriman 1 ton jeruk purut itu sempat dilepas secara simbolis oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pada Selasa (19/10/2021) kemarin. Bahkan Yasin berjanji akan membantu meningkatkan volume ekspornya hingga 3 kali lipat.
Dikisahkan Margareta, awal mula jeruk purut ini bisa merambah Eropa berkat seorang chef yang mengenalkan jeruk purut ini di acara Master Chef pada 2015 silam. Saat itu, chef itu menggunakan jenis jeruk ini untuk olahan masakannya.
”Akhirnya sejak itu mulai banyak restoran dan hotel yang menggunakan jeruk purut jenis ini. Dibuat untuk pelengkap masakan, minuman hingga kue,” kisahnya.
Seiring dengan itu, permintaan dari luar negeri dari Prancis dan Belanda mulai berdatangan. Produk ini kata dia semakin dipercaya karena dikenal sebagai produk alami dengan penggunaan pestisida yang minim, di bawah standar maksimum residu.
Jeruk purut ini merupakan hasil pengembangan dari bibit varietas puri agrihorti oleh Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro) Kota Batu yang dirancang tahan dari segala penyakit.
Dari faktor itulah jeruk purut ini begitu digemari di mancanegara. Bahkan bisa bersaing dengan produk jeruk purut dari Vietnam, Thailand dan Maroko.
Potensi ini yang kemudian dilirik banyak pihak untuk menggenjot volume ekspornya. Saat ini, bibit yang dikembangkan Balitjestro itu sudah disebar ke mitra petani yang ada di Banyuwangi, Garut dan Kediri.
”Nantinya, Kota Batu akan didorong jadi pusatnya pembenihan, jadi tempatnya benih. Faktor alam Kota Batu sangat bagus untuk tumbuh kembang varietas ini,” harapnya.
Sementara, Kepala Balitbang Pertanian Kementan, Fadjry Djufry mengaku siap mengembangkan budidaya 1 jeruk unggulan dengan jenis tertentu yang memiliki potensi produksi dan ekspor tinggi.
Dalam 5 tahun terakhir ini, Badan Litbang Pertanian Kementan telah menyebarkan 21,4 juta bibit jeruk bebas penyakit di seluruh wilayah Indonesia.
“Tahun ini Pak Mentan memilih beberapa jenis jeruk unggul untuk dikembangkan sebanyak 1 juta bibit. Jeruk purut saat ini menjadi andalan ekspor, hari ini diekspor ke Prancis dan Belanda. Ekspor jerut purut ini dilakukan secara rutin setiap bulan ke beberapa negara,” ucapnya.
Selain jeruk, Fadjry menjelaskan Balitjestro Kota Batu juga mengembangkan komoditas lengkeng, apel, stroberi dan beberapa komoditas tropika lainnya. Oleh karena itu, ke depan Badan Litbang akan memperkuat sinergi antara pemda, perbankan, petani dan pelaku usaha untuk meningkatkan pengembangan kawasan hortikultura berbasis ekspor.
“Kita tidak hanya mengembangkan on-farm namun juga hilirisasinya. Sehingga adanya kolaborasi dengan berbagai pihak ini dapat menghasilkan komoditas ekspor yang lompatanya bisa sampai 3 kali,” pungkasnya.