Kantor BRIN Pasuruan, Satu-satunya Stasiun Pengamatan Ozon dan Sunspot di Indonesia yang Kini Ditutup

BRIN tugu jatim
Kantor BRIN Pasuruan yang dulunya bernama LAPAN Pasuruan kini sudah ditutup. Foto: dok BRIN Pasuruan

PASURUAN, Tugujatim.id – Kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Pasuruan resmi ditutup.
Sebelum melebur dengan BRIN, kantor yang dulunya bernama Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) di Desa Carat, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, itu berhenti beroperasi setelah 39 tahun berdiri.

Koordinator Pelaksana Fungsi Stasiun Observasi Antariksa dan Atmosfer BRIN Pasuruan, Dian Yudha Risdianto mengungkapkan bahwa berdasarkan Nota Dinas dari Biro Komunikasi Publik, Umum, dan Kesekretariatan BRIN Indonesia, diputuskan segala aktivitas BRIN Pasuruan dihentikan sejak Selasa (31/1/2023) lalu.

“Sebenarnya wacana penutupan sudah ada sejak pertengahan tahun lalu, turun suratnya Desember kemarin. Tapi sampai sekarang, secara tertulis alasan penutupan tidak pernah disampaikan,” ujar Yudha, pada Kamis (2/2/2023).

Kantor BRIN Pasuruan sendiri merupakan satu-satunya stasiun pengamatan antariksa yang punya teknologi untuk mengamati ozon di Indonesia.

Berdiri sejak 1983, balai pengamatan antariksa ini awalnya dinamai Stasiun Peluncuran Balon Stratosfer.
Balon Stratosfer ini digunakan untuk menerbangkan alat Ozonsondes, yakni alat untuk mengukur kondisi ozon di atmosfer bumi dan memprediksi peningkatan kualitas udara.

BRIN tugu jatim
Ilustrasi penerbangan balon stratosfer di halaman kantor BRIN Pasuruan. Foto: dok BRIN Pasuruan

BRIN Pasuruan yang saat itu masih bernama Lapan jadi satu-satunya balai pengamatan antariksa di Indonesia yang bekerja sama dengan Shoutern Hemisphere Additional Ozonesondes (Shadoz) yang digagas NASA.

“Di dunia hanya ada 14 stasiun pengamatan ozon dan salah satunya BRIN Pasuruan,” ungkapnya.

Selain itu, BRIN Pasuruan juga jadi satu-satunya stasiun pengamatan antariksa di Indonesia yang terdaftar sebagai anggota Sunspot Index and Long-term Solar Observations (SILSO). BRIN Pasuruan termasuk salah satu dari 64 stasiun pengamatan sunspot anggota SILSO dari seluruh dunia.

BRIN Pasuruan memiliki laboratorium matahari yang dilengkai teleskop H-Alpha dan teleskop sunspot untuk mengamati aktivitas matahari. Di mana secara berkala, dilakukan pengamatan bintik matahari atau sunspot untuk memantau aktivitas matahari.

“Pengamatan matahari kita sudah lakukan selama 35 tahun sejak 1987. Pengamatan sunspot butuh waktu sampai 11 tahun untuk satu kali siklusnya,” jelasnya.

Selain aktivitas pengamatan dan riset, BRIN Pasuruan sebelumnya juga membuka layanan edukasi antariksa umtuk masyarakat dan pelajar. Namun aktivitas tersebut tidak bisa dilakukan lagi karena BRIN Pasuruan resmi ditutup.

“Peralatan-peralatan penelitian masih ada di lokasi, tapi untuk pegawainya sudah pindah ke lokasi tugas masing-masing,” pungkasnya.