SURABAYA, Tugujatim.id – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Robikin Emhas menanggapi tragedi yang baru saja berlangsung di Mabes Polri beberapa jam lalu. KH Robikin mengutuk keras segala bentuk kekerasan, aksi teror, dan semua itu tidak dibenarkan agama.
Dimulai dari sosok perempuan asing berpakaian hitam yang tiba-tiba masuk kawasan Mabes Polri dan tergeletak begitu saja, unit penjinak bom (jibom) pun segera mengecek di lokasi.
Lantas, perempuan itu ditembak petugas, tapi tetap saja, tampak tak ada gerakan sama sekali. Dia diam, polisi memastikan perempuan itu telah meninggal dunia. Perempuan asing tersebut diduga membawa bahan peledak.
“Harus dikutuk keras, agama apa pun tidak membenarkan kekerasan. Serangan (aksi teror perempuan asing, red) yang dilakukan seseorang di Mabes Polri yang merupakan institusi negara, pengayom masyarakat, menjadi bagian dari unsur penegak hukum dengan dalih apa pun tidak bisa dibenarkan,” terang KH Robikin melalui video yang diterima Tugu Jatim pada Rabu malam (31/03/2021).
KH Robikin juga menegaskan bahwa Indonesia merupakan negara yang damai. Bukan negara kafir. Segala bentuk kesepakatan sudah diteken pendiri negara dengan sah. Ketua PBNU itu juga menegaskan bahwa segala tindak kekerasan bukan berasal dari ajaran agama.
“Negara kita negara damai, bukan negara kafir. Negara yang didirikan atas dasar kesepakatan para pendiri negara, negara yang sah dalam pandangan agama Islam. Karena itu, siapa pun yang melakukan tindak kekerasan apalagi melakukan teror dengan mengatasnamakan agama, saya pastikan itu bukan ajaran agama,” imbuhnya.
Agama dengan tegas melarang seseorang melakukan kekerasan, KH Robikin menjelaskan, apalagi melakukan aksi teror yang melukai banyak orang.
“Agama sekali lagi dengan tegas melarang seseorang melakukan tindakan kekerasan, apalagi aksi teror. Kalau ini fenomena, itu menjadi pekerjaan rumah yang besar bagi bangsa. Kenapa? Karena tidak mudah dideteksi, mari tingkatkan kewaspadaan,” imbuhnya.
KH Robikin mengajak dan mengimbau kepada masyarakat untuk tidak takut dengan teror. Karena target dan tujuan teror adalah menciptakan rasa takut itu sendiri.
“Mari kita tidak takut pada teror karena target teror adalah rasa takut. Rasa takut itu kalau dikelola bisa jadi kekacauan dan instabilitas,” jelasnya.
KH Robikin menjelaskan, melawan teror yaitu dengan bergandengan tangan untuk memperkokoh bangsa dan menjadikan keragaman sebagai kekuatan membangun bangsa.
“Mari kita lawan, mari bergandengan tangan untuk memperkokoh dan menjadikan keragaman adalah kekuatan untuk membangun peradaban bangsa,” ujarnya. (Rangga Aji/ln)