SURABAYA, Tugujatim.id – Sanggar Lidi Surabaya sukses mementaskan “Grafito” naskah dari Akhudiat yang disutradarai Totenk MT Rusmawan di Balai Pemuda Surabaya, Selasa malam (12/11/2024).
“Agama tidak memperdebatkan cinta tapi cinta sudah diatur dalam agama,” kalimat pelik yang diucapkan oleh Dimas Adi Putra yang memerankan sosok kiai menjadi gambaran kisah cinta dalam naskah Grafito.
Menceritakan dua pasang kekasih beda agama Limbo yang merupakan seorang Katolik taat dan Ayesha, muslimah teguh. Bak terhalang tembok yang tinggi, Limo dan Ayesha sulit merobohkan ayat-ayat agama yang memperdebatkan perihal cinta.
Baca Juga: Waspadai Bahaya Aquaplaning saat Musim Hujan, Ikuti 5 Cara Efektif Mencegah Risiko di Jalanan Basah
Dua pemuka agama, kiai dan pastor tidak bisa menyatukan serta memberkati sepasang kekasih ini hanya karena berbeda keyakinan meski memiliki cinta yang dihadirkan Tuhan dalam hatinya sebagai kekuatan utama.
Apalah daya sebagai manusia, perkawinan antara dua manusia yang saling jatuh cinta pun diatur sedemikian rupa lewat ayat Al-Qur’an maupun Alkitab. Dua kita suci yang menjadi pegangan hidup bagi umat Islam dan Katolik.
Tidak menemukan jalan pada pemuka agama, perjuangan Limbo dan Ayhesa dalam menyatukan diri lewat ikatan perkawinan membawa mereka kepada Dewi Ratih dan Dewa Katmajaya.
Tidak hanya romantisme, kisah Limbo dan Ayhesa juga menyinggung kritik sosial bagaimana makna cinta tidak dapat melampui batas agama. Perjalanan emosional antara Limbo dan Ayhesa seolah-olah mengajak penonton untuk ikut memaknai dimensi spiritualitas bagaimana agama menjadi entitas yang paling kuat dalam kehidupan manusia.
Totenk menyusun 20 adegan Grafito dengan dialog yang menyentil, bahasa penuh personifikasi, repetisi, hingga satire. Realitasnya, tantangan dua manusia yang membawa keharmanosian sulit disatukan dalam perbedaan. Seakan menunjukkan jika selama ini diskusi toleransi hanyalah omong kosong.
Diketahui, pementasan Grafito diperankan oleh 22 aktor dan aktris serta enam pemain cilik yang menjalani debutnya dalam panggung teater.
Baca Juga: Dies Natalis Ke-70, Unair Surabaya dan PT Biotis Bakal Luncurkan Vaksin PMK
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, pementasan Grafito digelar oleh Sanggar Lidi Surabaya sebagai wujud memperkenalkan kembali dan menghormati sosok maestro teater Jawa Timur, Akhudiat yang mengabiskan 75 tahunnya dalam budaya dan seni teater.
Akhudiat merupakan seniman teater dan akademisi yang lahir pada 5 Mei 1946 di Dukuh Karanganyar, Desa Karangbendo, Rogojampi, Banyuwangi, Jawa Timur. Seniman yang akrab disapa Cak Diat ini tumbuh besar dengan kesenangannya terhadap membaca dan menyaksikan sandiwara. Dia berkiprah di téater: Indonesia sejak 1960-1985.
Tidak hanya sebagai penulis naskah, Cak Diat juga menyutradarai beberapa judul pementasan. Baginya, teater memberikan sumbangsih pikiran-pikirannya dalam, kesenian, dan melahirkan naskah-naskah, populer pada tahun 70-an.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Writer: Izzatun Najibah
Editor: Dwi Lindawati