TUBAN, Tugujatim.id – Konsisten menjadi pengusaha kerupuk bukanlah hal mudah. Termasuk bagi Rasiman (60), warga Kelurahan Panyuran, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
Jatuh bangun dalam menjalankan bisnis telah dia alami, bahkan sampai rumahnya hangus terbakar karena alat yang digunakan untuk memproduksi kerupuk meledak dan menghanguskan rumah produksinya.
Kepada tugujatim.id, Rasiman mengaku menekuni usaha kerupuk karena orang tuanya. “Meneruskan usaha dari orang tua, kalau tidak salah sejak tahun 1993 karena orang tua sakit, sehingga saya teruskan,” ucapnya, di rumah produksinya, pada Selasa (2/5/2023).
Bapak dua anak itu mengungkapkan bahwa dulunya dia memproduksi kerupuk rambak. Namun kemudian dia beralih ke kerupuk uyel atau kerupuk lembang karena lebih praktis dan lebih dikenal masyarakat
Dia juga menyampaikan bahwa resep kerupuk lembang turun temurun dari orang tuanya. Namun, itu juga didapatkan orang tuanya dari pendatang. Sebab, waktu itu banyak orang Bandung yang memproduksi di Tuban. Kemudian diteruskan warga lokal.
Dalam sehari, dia bisa memproduksi 2 kuintal kerupuk lembang dalam satu mesin. Karena sekarang memiliki dua mesin, maka dia bisa memproduksi 4 kuintal kerupuk lembang. Sebelumnya, dia mempunyai tiga mesin.
“Per kilogram kurang lebih sekitar 200 buah, sekarang saya dibantu 14 karyawan, sebelumnya hampir 20 (karyawan). Karena (satu) alat rusak, bahan baku mahal, dan pekerja juga sama,” tambahnya.
Rasiman mengungkapkan, produknya diambil langsung oleh para pedagang kerupuk keliling. Kerupuk lembang siap santap dijual Rp170 per buah. Biasanya, pedagang menjual Rp200 per buah. “Saya menyuplai seluruh penjual kerupuk di Tuban dan Lamongan. Biasanya, edarnya ke pasar-pasar,” ujarnya.
Kendala yang dihadapi selama berbisnis ini, yakni tidak bisa memperkirakan harga bahan baku, seperti tepung, minyak goreng, maupun bumbu lainnya. Bahkan, saat minyak goreng langka, dia pernah mengantre hingga ke wilayah Babat, Lamongan. Itupun sering kali tidak kebagian.
“Kalau musim juga pengaruh sih. Kita tidak begitu banyak pengeluaran untuk oven yang menggunakan bahan bakar gas, tapi saya rasa tidak terlalu, yang paling terasa dibahan baku yang mahal,” pungkasnya.