TUBAN, Tugujatim.id – Sehari menjelang perayaan HUT RI Ke-76, tepatnya (16/08/21), pemerintah mengumumkan perpanjangan PPKM hingga 23 Agustus 2021. Tentu hal tersebut membuat perayaan HUT RI menjadi tak semeriah biasanya. Namun, saya tetap bersyukur bisa melaksanakan upacara HUT RI sekaligus silaturahmi bersama warga Tuban dengan cara sederhana meski di tengah pelaksanaan PPKM.
Meski dampak diperpanjangnya PPKM Level 4, 3, dan 2 amat terlihat dari wajah-wajah peserta rapat di Perumahan Manunggal Asri yang saat itu merancang upacara 17 Agustus dan rangkaian perlombaan untuk memeriahkan hari kemerdekaan. Sebagian besar dari mereka termasuk saya, ekonominya sangat terpukul akibat adanya PPKM.
“Terus gimana ini upacara dan perlombaan Agustusannya? PPKM diperpanjang lagi,” ucap Pak RT kepada peserta rapat.
Semua diam saja. Hening sesaat. Lalu terdengar suara dari salah satu peserta rapat.
“Upacara dan perlombaannya tetap dilaksanakan, Pak. Kan anggota perumahan bisa dikondisikan untuk protokol kesehatan (prokes). Setidaknya perlombaan itu bisa menjadi hiburan para penghuni perumahan ini. Ajang untuk tertawa bareng, selain dari bentuk rasa bahagia memperingati hari kemerdekaan,” jelas Wawan, 34, warga perumahan.
Nampak semua peserta rapat manggut-manggut. Tanda mengaamiini apa yang dijelaskan Wawan.
Saya pun sepakat, setidaknya di kondisi terpuruk karena adanya pandemi Covid-19 yang memberlakukan PPKM, ada salah satu tempat atau momen untuk bisa tertawa bersama apalagi saat HUT RI.
Keesokanharinya, tepatnya pada 17 Agustus 2021, kami melaksanakan upacara sederhana yang diikuti seluruh penghuni perumahan. Baik laki-laki, perempuan, anak kecil, maupun lansia turut hadir.
Meski agak panas sinar matahari pagi ini, tak tampak tanda-tanda mengeluh dari mereka hingga upacara selesai. Setelah upacara, sore harinya dilanjutkan dengan perlombaan kelompok pasangan suami istri, yaitu lomba merias wajah. Dengan pasangnya masing-masing, mereka berjajar dengan menerapkan prokes.
“Dengan hitungan satu, dua, dan tiga mulai,” ucap panitia lomba.
Para ibu-ibu mulai mengambil alat riasnya untuk memoles wajah suaminya. Perlahan tapi pasti, mulai bedak, lipstik, maupun alat kecantikan lainnya diaplikasikan ke wajah suaminya.
Suasana pun riuh penuh tawa melihat tingkah para peserta lomba yang saling merias wajah. Acara perlombaan merias wajah bertambah heboh karena komentatornya pandai membuat lelucon.
“Pak Agus cantik banget ya. Kalah cantik istrinya dengan dia kalau dandan gini,” celoteh Mbak Rizki, komentator 1, disambut gelak tawa penonton lainnya di samping arena lomba.
Tak mau kalah, Mas Veri pun mengambil inisiatif melempar komentar.
“Pak Hendro juga tak kalah cantik ya. Kayak anak ABG malah,” komentar Veri.
Semua yang ada di sana tertawa renyah bersama. Mungkin benar, adanya PPKM diperpanjang memberi dampak luar biasa di sektor ekonomi dan lain-lainnya. Namun, semua itu kembali kepada sisi pribadi kita untuk menciptakan solusi. Meski tak bisa memulihkan perekonomian, tapi setidaknya tidak membuat stres dan selalu bahagia.
Hari kemerdekaan RI kali ini patut dirayakan sepenuh hati. Dengan kondisi apa pun, meski PPKM diperpanjang. Setidaknya ada ruang kesedihan yang dibagi dan dirasakan bersama akan lebih ringan.