SURABAYA, Tugujatim.id – Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Polri menggeledah satu rumah yang berada di Jalan Sidorukun Gang 6, Kecamatan Krembangan, Surabaya, pada Rabu (24/5/2023). Rumah tersebut milik Yudho Ratmiko yang ditengarai terlibat jaringan teroris.
Wakil Ketua RW 01 Sidorukun VI, Gandhi Setyo Purnowo menjelaskan rentetan kronologinya kepada Tugujatim.id, pada Rabu (24/5/2023) malam.

Kronologi
Pada Rabu (24/5/2023) pagi, Gandhi mengaku menerima laporan dari pihak kepolisian terkait dugaan keterlibatan salah satu warganya dengan jaringan teroris. Kemarin, tim kepolisian mendatangi rumah Gandhi sejak pukul 08.30 WIB.
“Saya sedang di luar, dari pihak kepolisian menunggu pihak RT/RW dulu selaku saksi baru dilakukan penggeledahan. Mereka datang langsung memberitahukan maksudnya, surat tugasnya juga ditunjukkan ke saya. Karena saya telat jadi penggeledahan baru dilakukan pukul 09.00 WIB,” katanya.
Proses penggeledahan di rumah Yudho dilakukan selama kurang lebih 2,5 jam, dari pukul 09.00 WIB hingga 11.30 WIB.
Ghandi mengatakan bahwa jumlah personel densus yang masuk ke dalam rumah Yudho berjumlah enam orang yang terdiri dari tiga laki-laki dan tiga perempuan.
“Mereka melakukan penggeledahan di lantai dua terutama di lemari. Yang saya tahu ada beberapa item yang disita. Saya tahu persis itu buku-buku yang saya sendiri kaget lihat ‘berat banget bacaannya’. Kebanyakan tentang ISIS dan jihad,” ucapnya.
Densus 88 menggeledah lantai satu yang ditempati orang tua Yudho dan lantai dua yang tempat tinggal Yudho.
Gandhi mengatakan, ketika Densus 88 mendatangi kediaman Yudho, hanya ada istri serta dua anaknya. Ia tak mengetahui secara pasti di mana posisi orang tuanya. Kebetulan, keluarga kecil Yudho dan orang tua Yudho tinggal dalam satu atap yang sama.
“Ada salah satu polisi yang perempuan itu menenangkan istrinya,” bebernya.
Kedatangan dan aksi yang dilakukan tim Densus 88 lantas mendapat perhatian banyak warga. Kata Gandhi, tak sedikit warga yang kaget dan takut mengingat salah satu tetangganya diduga terlibat dengan jaringan teroris. “Ya saya berusaha menangkan warga, bilang kalau nggak ada masalah dan semua sudah terinfo,” ujarnya.
Yudho Ratmiko Telah Tertangkap?
Menurut keterangan Gandhi, diduga pihak Densus 88 telah menangkap Yudho. Namun ia tak mengetahui secara pasti terkait waktu penangkapan dan informasi detail.
“Saya nggak tahu kapan karena saya nggak berani tanya yang khusus. Cuma yang jelas, saya dengan nada bicaranya salah satu polwan yang menemani istri Yudho itu ada omongan sudah tertangkap. Mangkanya saya menenangkan warga, kalau belum tertangkap ya kami juga was-was,” ucapnya.
Sosok Yudho Ratmiko
Dari informasi Ghandi, sejak kecil Yudho sudah tinggal di RW 01 Sidorukun VI, Kelurahan Dupak. Bahkan, ia juga mengingat bagaimana perilaku Yudho semasa kecil. “Dulu dia sering main sama adik saya. Tapi sejak SMA dia mulai berubah, sangat tertutup,” paparnya.
Diketahui, sejak kecil Dandhi bersekolah di Surabaya, SMPN 5 Surabaya, SMAN 21 Surabaya, dan sempat menempuh pendidikan di IKIP dengan jurusan Sastra Inggris.
Oleh Gandhi dan warga setempat, selama ini Yudho dikenal sebagai pribadi yang tertutup. Setiap kali warga mengadakan kegiatan sosialisasi masyarakat, tak pernah sekalipun wajah Yudho nampak muncul. “Sehari-hari, sosialisasinya kurang, sangat tertutup. Jadi, kalau ada kerja bakti, tahlilan, atau yasinan dia nggak pernah ikut. Tapi kadang orang tuanya hadir,” bebernya.
Gandhi mengaku, ia pernah mengobrol atau berdiskui dengan Yudho perihal keagamaan. Sejak saat itu, Gandhi merasakan perbedaan secara jelas tentang pribadi Yudho.
“Saya sempat berbincang masalah agama dan saya mengetahui ada indikasi dia itu arahnya ke mana tapi ya saya nggak berani nuduh langsung. Saya nggak banyak paham tentang pemikiran dia dan kami ada banyak perbedaan pemahaman. Bagi saya agama itu urusan pribadi, tapi sosial kita sama-sama,” ungkapnya.
Hidup bertetangga selama puluhan tahun, Gandhi tak mengetahui secara pasti terkait pekerjaan yang dilakoni Yudho saat ini. Dulu, ia sempat membuka toko plastik yang berada di Jalan Dupak barat, namun kini sudah tidak beroperasi lagi.
“Dia itu jarang sekali di rumah. Pernah saya tanya keluarganya mereka pasti bilang pergi, tapi nggak tahu pergi ke mana. Saya terakhir ketemu itu sekitar satu bulan lalu, berpapasan di jalan dan dia nyapa saya,” jelasnya.
Pria yang memakai udeng ini menuturkan, setelah terjadi penggeledahan di wilayahnya, pihak RW akan lebih massif dalam melakukan pengamanan. “Keamanan di sini kita baik-baik saja selama ini. Cuma, kalau ada yang ngekos saya harap masalah KTP asli itu perlu,” pungkasnya.